Friday, October 17, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Indonesia Siapkan Kebijakan SAF untuk Penerbangan Internasional Mulai 2026

Mistar.idKamis, 16 Oktober 2025 19.41
RF
indonesia_siapkan_kebijakan_saf_untuk_penerbangan_internasional_mulai_2026

Ilustrasi, Indonesia Siapkan Kebijakan SAF untuk Penerbangan Internasional Mulai 2026. (foto:tangkapanlayarkemenkomarves/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Indonesia, yang dikenal sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, sedang mempersiapkan regulasi baru yang mengharuskan penerbangan internasional yang berangkat dari Jakarta dan Bali untuk menggunakan campuran bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF) sebesar 1% mulai 2026. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi jejak karbon dan mendukung transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

Edi Wibowo, pejabat dari Kementerian Energi Indonesia, mengungkapkan pada hari Kamis bahwa Pertamina, perusahaan energi negara, sudah mulai memproduksi SAF pada tahun ini, yang sebagian terbuat dari minyak goreng bekas (Used Cooking Oil/UCO). SAF ini diproduksi di salah satu kilang milik Pertamina, dengan rencana untuk mengonversi dua kilang lainnya agar dapat memproses bahan bakar yang sama.

Regulasi Bertahap untuk Implementasi SAF

"Peraturan untuk implementasi bertahap SAF sedang disusun, dengan rencana agar penerbangan internasional mulai menggunakan campuran 1% SAF pada 2026," kata Edi Wibowo, dikutip dari Reuters, Kamis (16/10/2025).

Menurutnya, Indonesia berencana untuk meningkatkan penggunaan SAF secara bertahap hingga mencapai campuran 5% pada tahun 2035.

Rencana ini merupakan langkah konkret untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor penerbangan yang selama ini menjadi salah satu kontributor utama polusi.

Pemerintah Indonesia berharap bahwa dengan memanfaatkan SAF, yang terbuat dari bahan baku yang lebih ramah lingkungan seperti minyak goreng bekas, industri penerbangan dapat berkontribusi pada upaya global mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Potensi Indonesia dalam Produksi SAF

Indonesia memiliki potensi besar dalam memproduksi SAF, berkat kelimpahan sumber daya alam, terutama minyak sawit dan minyak goreng bekas (UCO).

Berdasarkan perkiraan dari Indonesia Palm Oil Strategic Studies, Indonesia diprediksi mampu menghasilkan sekitar 3 hingga 4 juta kiloliter UCO setiap tahunnya. Ini memberikan peluang besar bagi negara untuk memimpin dalam produksi bahan bakar penerbangan berkelanjutan di kawasan Asia.

Dampak dan Prospek Ke Depan

Jika kebijakan ini berhasil diterapkan, Indonesia tidak hanya akan mengurangi dampak lingkungan dari sektor penerbangan, tetapi juga membuka peluang baru dalam industri energi terbarukan.

SAF dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi Indonesia, mengingat negara ini memiliki potensi besar dalam pengolahan minyak goreng bekas menjadi bahan bakar yang berkelanjutan.

Di sisi lain, kebijakan ini juga menandakan bahwa Indonesia serius dalam mendukung tujuan global untuk menurunkan emisi karbon, yang sejalan dengan komitmen negara dalam menghadapi perubahan iklim.

Kesimpulan: Regulasi campuran bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) 1% yang akan diberlakukan pada 2026 menunjukkan langkah signifikan Indonesia dalam mengurangi jejak karbon sektor penerbangan. Dengan potensi besar dalam produksi SAF, Indonesia berpeluang untuk menjadi pemimpin dalam inovasi energi terbarukan di Asia. (*/hm27)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN