Wednesday, May 14, 2025
home_banner_first
NASIONAL

24 Orang Positif HIV, Prostitusi Berkedok Warkop di Ponorogo Ditertibkan

journalist-avatar-top
Rabu, 14 Mei 2025 13.53
24_orang_positif_hiv_prostitusi_berkedok_warkop_di_ponorogo_ditertibkan

Penutupan warung remang-remang di Ponorogo, Jawa Timur. (f: detik/mistar)

news_banner

Ponorogo, MISTAR.ID

Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui Satpol PP menutup puluhan warung kopi (warkop) yang diduga menjadi lokasi praktik prostitusi terselubung. Penindakan ini dilakukan setelah hasil skrining menunjukkan 24 pekerja warung dan tempat hiburan malam terdeteksi positif HIV sejak April 2025.

"Sudah ditutup total, tidak ada lagi aktivitas di dalamnya," kata Kepala Satpol PP Ponorogo, Eko Edi Suprapto, Rabu (14/5/2025).

Penutupan difokuskan di kawasan Pasar Janti, Kecamatan Jenangan, yang selama ini dikenal sebagai salah satu titik rawan praktik prostitusi. Sebanyak 30 warung ditutup dan diberi tanda berupa stiker serta papan peringatan sejak 8 Mei 2025.

Eko menjelaskan, skrining dilakukan oleh Satpol PP bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) dan instansi terkait terhadap 191 orang pekerja di sejumlah lokasi seperti warung kopi dan tempat hiburan malam.

"Dari 191 orang yang diperiksa, 24 di antaranya terindikasi positif HIV. Yang paling banyak di kawasan Demangan, dari 29 orang, 13 dinyatakan positif," ucapnya.

Para pekerja yang terindikasi HIV langsung dibawa ke rumah singgah milik Dinas Sosial Ponorogo untuk mendapatkan pembinaan serta pelatihan keterampilan. "Semua yang terdeteksi sudah kami serahkan ke Dinsos untuk dibina dan diberdayakan melalui pelatihan keterampilan," ujar Eko.

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari penegakan Peraturan Daerah (Perda) No. 5 Tahun 2011 tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Setelah Pasar Janti, penutupan juga direncanakan di lokasi lain seperti kawasan Danyang dan Sukosari.

"Penertiban tidak hanya berhenti di Pasar Janti. Kami juga akan menindak di titik-titik lain yang rawan," tutur Eko.

Satpol PP berkomitmen menjaga kawasan yang telah ditertibkan agar tidak kembali beroperasi secara diam-diam. Pihaknya juga menggandeng pemerintah desa setempat untuk turut serta melakukan pengawasan.

"Lahan ini milik desa, jadi kami libatkan pemdes untuk pengawasan lanjutan. Operasi rutin juga akan kami gelar secara berkala," katanya.

Eko menyebut skrining tidak akan berhenti di warung kopi saja. Pihaknya akan menyasar hotel dan lokasi lain yang dicurigai menjadi tempat prostitusi terselubung. "Semua lokasi yang berpotensi menyimpang dari fungsi utamanya akan kami tracing, tentu dengan identifikasi awal agar tak salah sasaran," ucapnya.

Langkah tegas ini mendapat dukungan luas dari masyarakat dan dinilai sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah dalam menekan penyebaran HIV dan menjaga ketertiban umum di Bumi Reog. (detik/hm24)

REPORTER:

RELATED ARTICLES