Wednesday, September 24, 2025
home_banner_first
KESEHATAN

Penyakit Tertinggi Hasil CKG di Sumut Cerminkan Pola Hidup Masyarakat

Rabu, 24 September 2025 14.12
penyakit_tertinggi_hasil_ckg_di_sumut_cerminkan_pola_hidup_masyarakat

Ilustrasi obesitas. (Foto: Dokter Sehat/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Hasil Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Sumatera Utara selama enam bulan terakhir menunjukkan lima penyakit terbanyak yang diderita masyarakat, yakni obesitas, kurangnya aktivitas fisik, gigi karies, hipertensi, dan gula darah.

Pengamat kesehatan sekaligus akademisi FKM USU, Destanul Aulia, menilai temuan tersebut merupakan cerminan pola hidup masyarakat Sumut yang masih didominasi faktor risiko penyakit tidak menular (PTM).

“Obesitas dan kurangnya aktivitas fisik saling terkait dan menjadi pemicu hipertensi, serta diabetes. Pola ini jelas menggambarkan masalah serius gaya hidup masyarakat,” ujar Destanul kepada Mistar, Rabu (24/9/2025).

Menurutnya, konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak, ditambah rendahnya kesadaran berolahraga, memperburuk kondisi kesehatan.

“Ini menunjukkan pola hidup sedentari di masyarakat kita masih menjadi tantangan utama kesehatan di Sumut,” katanya.

Kemudian, tingginya kasus gigi karies menunjukkan jika kesadaran akan kesehatan dasar, seperti kebersihan gigi dan mulut, serta pola konsumsi gula harian juga belum menjadi perhatian utama masyarakat.

"Dalam perspektif kesehatan masyarakat, temuan ini sejalan dengan transisi epidemiologi di mana penyakit menular mulai menurun, tetapi penyakit tidak menular semakin meningkat," ucapnya.

Program kesehatan ke depan tidak cukup hanya berfokus pada kuratif. Tetapi juga harus diperkuat dengan upaya promotif dan preventif.

Menurutnya pemerintah daerah bersama puskesmas perlu gencar mengedukasi masyarakat mengenai pola makan sehat, kampanye gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), memperkuat peran sekolah membangun kesadaran olahraga anak, serta memperluas akses pelayanan kesehatan gigi masyarakat.

Wilayah Sumut butuh mengubah orientasi pembangunan kesehatan menuju pencegahan penyakit tidak menular secara masif.

"Jika hal ini tidak ditangani sejak dini, beban pembiayaan kesehatan di masa depan akan semakin berat akibat komplikasi dari hipertensi, diabetes, maupun obesitas," katanya. (berry/hm20)

REPORTER: