Makan Daging Olahan Sekecil Apa pun Bisa Picu Penyakit Kronis

Ilustrasi burger. (Foto: Shutterstock/Elena Shashkina)
Medan, MISTAR.ID
Penelitian terbaru mengungkapkan tidak ada jumlah aman dalam mengonsumsi daging olahan. Bahkan, porsi sekecil apa pun dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker.
Penelitian yang dipimpin Dr. Demewoz Haile dari Institute for Health Metrics and Evaluation ini dipublikasikan di jurnal Nature Medicine pada Senin 30 Juni 2025. Studi tersebut menganalisis data dari lebih dari 60 penelitian di berbagai negara mengenai konsumsi daging olahan, minuman manis, dan lemak trans terhadap risiko penyakit kronis.
Hasil penelitian menunjukkan, seseorang yang mengonsumsi satu sosis per hari berisiko 11 persen lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dan 7 persen lebih tinggi menderita kanker kolorektal dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya. Sementara itu, minum satu kaleng soda (350 ml) per hari dapat meningkatkan risiko diabetes hingga 8 persen dan penyakit jantung sebesar 2 persen.
“Penelitian ini menegaskan bahwa untuk mendapatkan manfaat kesehatan, sebaiknya menghindari atau membatasi konsumsi daging olahan, minuman manis, dan lemak trans,” ujar Dr. Nita Forouhi dari University of Cambridge, yang tidak terlibat dalam studi, dikutip dari CNN, Sabtu (8/11/2025).
Bahkan pada tingkat konsumsi rendah, risiko tetap terlihat jelas. “Bahkan dalam jumlah kecil, dampaknya terhadap kesehatan sudah signifikan,” kata Dr. Mingyang Song dari Harvard T.H. Chan School of Public Health.
Meski begitu, Dr. Gunter Kuhnle dari University of Reading, Inggris, mengingatkan studi ini bersifat observasional, sehingga tidak dapat sepenuhnya membuktikan hubungan sebab-akibat. Namun, pola risikonya dinilai konsisten dan patut menjadi perhatian.
Daging olahan seperti sosis, kornet, dan burger umumnya mengandung nitrit, yang dapat berubah menjadi nitrosamin zat pemicu kanker di dalam lambung. Sementara itu, minuman manis meningkatkan asupan gula berlebih yang memicu obesitas dan gangguan metabolisme, sedangkan lemak trans menurunkan kolesterol baik dan mempercepat penyumbatan arteri.
Para ahli sepakat langkah bijak adalah menjalani pola makan seimbang dan membatasi konsumsi makanan berisiko. “Tak perlu panik, tapi penting untuk bijak. Makanan bukan hanya soal nutrisi, tapi juga bagian dari budaya dan kehidupan sosial,” ujar Kuhnle. (hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Waspadai! 7 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Merusak Otak























