Israel Serang Doha, Delegasi Hamas Selamat, Anak Negosiator Utama Tewas

Serangan udara Israel di Doha, Qatar. (foto:reuters/mistar)
Doha, MISTAR.ID
Serangan udara Israel menghantam ibu kota Qatar, Doha, Selasa (9/9/2025), menewaskan enam orang termasuk anak dari negosiator utama Hamas, Khalil al-Hayya. Meski demikian, delegasi Hamas yang menjadi target utama dilaporkan selamat.
Dalam pernyataannya, Hamas menyebut korban lainnya terdiri dari tiga pengawal, seorang ajudan, serta seorang anggota pasukan keamanan dalam negeri Qatar. Serangan itu terjadi ketika delegasi Hamas tengah membahas proposal gencatan senjata yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
“Serangan ini menunjukkan bahwa Israel tidak menginginkan kesepakatan dan berusaha menggagalkan semua peluang perdamaian,” tegas Hamas.
Respons Qatar dan AS
Qatar mengecam keras tindakan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional. Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menegaskan negaranya akan mengambil semua langkah untuk menjaga kedaulatan.
“Kami tidak akan bersikap lunak terhadap pelanggaran keamanan,” ujarnya.
Sementara itu, Trump membantah keterlibatan AS dalam keputusan menyerang. “Keputusan itu murni kebijakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Saya ingin perang Gaza berakhir sekarang,” tulis Trump di Truth Social, seperti dilansir, Rabu (10/9/2025).
Gedung Putih menegaskan Qatar tetap dipandang sebagai sekutu strategis dan menyayangkan serangan yang terjadi di tengah upaya mediasi gencatan senjata.
Ketegangan Regional
Serangan bom Israel ke Doha memicu kekhawatiran akan pecahnya perang di kawasan Arab. Qatar menilai langkah tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Pengamat menilai tindakan Israel bisa memicu reaksi keras negara-negara Teluk, apalagi Qatar merupakan salah satu produsen gas terbesar dunia.
Ketegangan ini juga menyoroti dampak terhadap stabilitas energi global. Jika konflik meluas, pasokan energi internasional dikhawatirkan terganggu dan berpotensi mengguncang geopolitik dunia.
Perbandingan Kekuatan Militer Israel dan Qatar
Menurut Global Firepower 2025, Qatar menempati peringkat ke-72 dunia dengan skor Power Index 1,4307. Angkatan bersenjata Qatar relatif modern berkat investasi persenjataan, namun jumlah personel terbatas yakni 12 ribu aktif dan 11 ribu cadangan.
Sebaliknya, Israel berada di peringkat 17 dunia dengan skor 0,3395, jauh lebih unggul dalam hampir semua aspek militer.
Pasukan: Israel memiliki 170 ribu personel aktif dan 465 ribu cadangan, jauh melampaui Qatar.
Angkatan Udara: Israel mengoperasikan 611 pesawat (489 siap tempur), sementara Qatar hanya 251 pesawat (163 siap tempur).
Angkatan Darat: Israel memiliki 1.300 tank dan hampir 36 ribu kendaraan tempur; Qatar hanya 99 tank dan sekitar 5 ribu kendaraan.
Angkatan Laut: Israel mengandalkan 62 kapal, termasuk 5 kapal selam. Qatar memiliki 115 kapal patroli dan korvet, tetapi tanpa kapal selam.
Energi: Qatar unggul di sektor energi dengan produksi minyak 1,8 juta barel per hari, sementara Israel hanya 15 ribu barel.
Superioritas militer Israel menimbulkan ketidakimbangan kekuatan yang nyata. Meski Qatar memiliki keunggulan energi, kekuatan militernya jauh di bawah Israel. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan Teluk dan arah respons kolektif negara-negara Arab.
Jika eskalasi berlanjut, dunia berpotensi menghadapi guncangan energi dan konfrontasi regional yang lebih luas. (**/hm16)