Amazon Bantah Rencana Tampilkan Biaya Tarif Trump di Situs Webnya


Menteri Keuangan Scott Bessent menanggapi pertanyaan dengan sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt selama konferensi pers di Gedung Putih di Washington, AS, 29 April 2025. (f:reuters/mistar)
Washington, MISTAR.ID
Amazon membantah laporan, Selasa (29/4/2025), yang menyebutkan bahwa perusahaannya berencana menampilkan biaya tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump pada produk-produk yang dijual di situs mereka.
Pernyataan tersebut muncul setelah Gedung Putih mengecam gagasan tersebut sebagai langkah bermuatan politik. Demikian dilansir Mistar dari media reuters, Rabu (30/4/2025) dini hari.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengonfirmasi bahwa ia telah berdiskusi dengan Trump terkait laporan dari Punchbowl News mengenai potensi transparansi biaya tarif di situs Amazon.
Trump menyebut langkah tersebut sebagai “tindakan bermusuhan dan politis oleh Amazon.”
Namun, Amazon menegaskan tidak pernah berencana mencantumkan informasi tarif impor di situs ritel utama mereka. Perusahaan juga menambahkan bahwa tidak ada kebijakan serupa yang diberlakukan di situs Amazon lainnya.
“Tim yang mengelola Amazon Haul—toko diskon kami—sempat mempertimbangkan untuk menampilkan biaya impor pada beberapa produk tertentu. Namun, rencana tersebut tidak pernah disetujui dan tidak akan dijalankan,” kata juru bicara Amazon dalam pernyataan resminya.
Meski saham Amazon sempat turun 2,2% dalam perdagangan pra-pasar, harga saham kemudian stabil kembali.
Kebijakan Tarif Trump
Sejak menjabat, Trump telah memberlakukan serangkaian tarif perdagangan, terutama terhadap China, yang menyebabkan peningkatan biaya impor hingga 145%.
Kebijakan ini memengaruhi banyak sektor, termasuk industri otomotif dan ritel, yang khawatir akan lonjakan harga barang konsumsi.
Amazon Haul, yang diluncurkan pada November lalu, memungkinkan konsumen membeli produk murah seperti tas seharga $5 atau sweater $10 dari penjual berbasis di China, meski pembeli harus menghadapi waktu pengiriman yang lebih lama.
Baru-baru ini, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menutup celah hukum bernama “de minimis”, yang sebelumnya memungkinkan paket bernilai rendah dari China dan Hong Kong masuk ke AS tanpa bea masuk.
Kebijakan ini mulai berlaku 2 Mei dan berpotensi memengaruhi penjual internasional di platform seperti Amazon.
Reaksi Pasar dan Politik
Sementara beberapa penjual pihak ketiga di Amazon mempertimbangkan untuk mengurangi partisipasi mereka dalam Prime Day 2025 karena dampak tarif, Leavitt menegaskan bahwa masyarakat Amerika sebaiknya membeli produk lokal.
Ia juga mengutip laporan tahun 2021 dari Reuters yang menyebut keterlibatan perusahaan teknologi AS dengan entitas media milik pemerintah China sebagai alasan untuk berhati-hati.
“Ini adalah alasan tambahan mengapa rakyat Amerika harus mendukung produk buatan dalam negeri,” ujar Leavitt, seraya menekankan komitmen pemerintahan Trump dalam memperkuat rantai pasok domestik.
Amazon sebelumnya menyatakan bahwa mereka mematuhi seluruh hukum dan regulasi yang berlaku di setiap negara tempat mereka beroperasi, termasuk China.
Hingga artikel ini ditulis, Gedung Putih belum memberikan komentar lebih lanjut setelah bantahan resmi dari Amazon. (*/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
68 Migran Afrika Tewas Akibat Serangan Udara AS di Yaman