Diduga Jadi Korban Malapraktik, Warga Pakpak Bharat Kritis di RS Murni Teguh Medan

Pasien Jusuf Tumangger koma di RS Murni Teguh Medan. (Foto: Tangkapan layar Facebook Bung Tekap/Mistar)
Pakpak Bharat, MISTAR.ID
Seorang pemuda bernama Jusuf Tumangger, 20 tahun, warga Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, diduga menjadi korban malapraktik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salak.
Saat ini, korban dikabarkan dalam kondisi kritis dan dirawat di ruang ICU RS Murni Teguh Medan setelah dua kali dirujuk dari RSUD Salak.
Dugaan tersebut pertama kali mencuat melalui unggahan akun Facebook Bung Tekap milik Ranto Tumangger, keluarga korban, Sabtu (23/8/2025).
“Kami menduga Jusuf Tumangger korban malpraktik operasi usus buntu yang dilakukan dokter RSUD Salak. Pasien tidak di-USG, dokter langsung membedah usus. Ketika ditanya, dokter justru menunjukkan sikap angkuh,” kata Ranto.
Ia menambahkan, sejak operasi pada Juni 2024, kondisi kesehatan korban tidak kunjung membaik hingga akhirnya kini koma.
“Mulai Juni 2024 sampai hari ini pasien tidak sembuh. Selama tiga hari terakhir, pasien sudah tidak berdaya lagi di ICU RS Murni Teguh,” tuturnya.
Ranto juga menyinggung adanya bantuan dana Rp5 juta dari pihak RSUD Salak kepada keluarga korban sekitar Juli 2025.
“Itu uang apa? Kami menduga untuk menutupi malpraktik, karena kondisi pasien semakin drop,” ujarnya.
Kronologi kejadian mulai Juni 2024, Jusuf dibawa ke RSUD Salak dengan keluhan sakit perut. Namun, tanpa pemeriksaan awal seperti USG, CT scan, atau prosedur medis lainnya, pasien langsung dioperasi dengan dugaan usus buntu.
Dua minggu setelah operasi, kondisi korban tak kunjung pulih. Saat dibawa kembali ke RSUD Salak, pihak rumah sakit sempat menolak dengan alasan alat medis tidak lengkap. Keesokan harinya, pasien kembali diterima dan dirawat selama tiga hari, sebelum akhirnya dirujuk ke RS Murni Teguh Medan.
Namun, rujukan pertama ditolak karena administrasi dari RSUD Salak tidak memenuhi prosedur. Setelah surat rujukan dilengkapi, barulah pasien bisa ditangani di Medan.
Enam bulan terakhir, Jusuf menjalani perawatan di RS Murni Teguh. Tiga hari belakangan, kondisinya dikabarkan koma.
Pihak RSUD Salak Membantah
Direktur RSUD Salak, dr. Manuturi Situmorang, saat dikonfirmasi membantah adanya malapraktik. “Menurut kami tidak ada malapraktik, Pak,” tulisnya melalui pesan WhatsApp kepada Mistar, Sabtu (23/8/2025).
Manuturi membenarkan pasien pertama kali masuk ke RSUD Salak pada Rabu (26/6/2024). Namun, ia tidak merinci lebih jauh mengenai proses penanganan medis terhadap Jusuf.
Sementara itu, pihak keluarga telah melayangkan surat ke DPRD Pakpak Bharat untuk meminta tanggapan atas dugaan malapraktik ini. Namun hingga kini, belum ada jawaban resmi. (manru/sampang/hm20)