Harga Batu Bata di Sergai Masih Murah, Pengerajin Mengeluh Merugi

Susunan batu bata yang belum dibakar milik warga Desa Suka Damai. (foto:damanik/mistar)
Sergai, MISTAR.ID
Para pengerajin batu bata di Desa Suka Damai, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), mengeluhkan harga jual batu bata yang sangat rendah. Saat ini, harga batu bata hanya berkisar Rp310 per biji, angka yang dinilai tidak sebanding dengan biaya operasional produksi.
Een, warga Dusun V Pasar Serong sekaligus pengerajin batu bata, mengungkapkan bahwa harga tersebut jauh dari cukup untuk menutup biaya produksi.
"Untuk membeli sekam saja sekarang harganya Rp6.500 sampai Rp7.000 per karung. Sementara tanah bahan baku satu truk seharga Rp380 ribu, dan dari satu truk hanya bisa menghasilkan sekitar 5.000 batu bata ukuran 10x20 cm," tutur Een kepada MISTAR di kediamannya, Selasa (26/8/2025).
Ia menambahkan, harga batu bata sempat lebih rendah, yakni Rp300 per biji, sebelum mengalami sedikit kenaikan menjadi Rp310. Namun, harga ideal menurut para pengerajin adalah Rp350 agar mereka bisa mendapatkan keuntungan.
"Kalau dihitung, biaya untuk jasa giling (jetor) Rp20, menyusun batu bata juga Rp20. Jadi, harga Rp350 baru normal untuk menutupi semua biaya dan memberikan sedikit untung bagi kami," ucapnya.
Proses produksi batu bata pun memakan waktu yang cukup panjang. Mulai dari pembelian tanah, penggilingan dengan mesin jetor, pencetakan, pengeringan, hingga pembakaran menggunakan sekam padi.
Untuk membakar 5.000 batu bata saja membutuhkan waktu sekitar dua minggu, dan seluruh proses produksi hingga penjualan memakan waktu sekitar satu bulan.
Een berharap harga batu bata di Sergai dapat segera naik, agar para pengerajin bisa hidup lebih sejahtera.
"Di desa kami, sekitar 80 persen masyarakat bekerja sebagai pengerajin batu bata. Kami berharap pemerintah atau pihak terkait bisa memperhatikan dan membantu menaikkan harga jual agar kami bisa bertahan," ujarnya.
Menurutnya, batu bata produksi Desa Suka Damai juga dipasarkan ke luar daerah, termasuk hingga ke Tarutung. (damanik/hm27)