CEO Pertamina NRE Heran Penggunaan BBM Campur Etanol Diperdebatkan di Indonesia


Ilustrasi kandungan etanol pada BBM. (foto: isitmewa/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
CEO Pertamina New & Renewable Energy (NRE), John Anis, mengaku heran dengan perdebatan publik mengenai penggunaan BBM yang dicampur etanol di Indonesia. Kekhawatiran masyarakat muncul terkait anggapan bioetanol dapat merusak kendaraan.
Menurut John, biofuel memiliki dua jenis utama: biodiesel berbasis kelapa sawit dan bioetanol yang terbuat dari singkong atau tebu. Sementara biodiesel telah banyak digunakan, bioetanol baru menjadi sorotan publik.
“Biofuel ada dua, yang pertama adalah biodiesel yang sudah mature dari palm oil. Yang sekarang ramai diperbincangkan adalah bioetanol. Sebenarnya saya heran kenapa di Indonesia sampai ribut soal ini,” ujar John Anis dalam acara Synergizing Energy, Finance & Agribusiness for a Greener Future di DoubleTree by Hilton Jakarta, Tangerang Selatan, Jumat (31/10/2025).
John menambahkan, bioetanol telah digunakan secara luas di negara-negara besar, termasuk Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, bahkan penggunaannya telah diwajibkan (mandatory).
“Di seluruh dunia, bioetanol sudah hampir sepenuhnya digunakan. Jadi sebenarnya ini hal yang biasa di luar negeri,” katanya.
Selain pengembangan biofuel, Pertamina NRE juga fokus pada energi bersih lainnya, seperti geothermal. Indonesia memiliki potensi geothermal sekitar 24 GW, namun baru dimanfaatkan sekitar 11%. John menekankan bahwa anak usaha Pertamina, Pertamina Geothermal Energy (PGE), memiliki potensi 3 GW yang siap dikembangkan bekerja sama dengan PLN.
“Kami akan mengupayakan pemanfaatan potensi geothermal ini semaksimal mungkin untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia,” ucapnya. (hm24)























