Medan, MISTAR.ID

Rumah Baca Pelita Bangsa ternyata harus mempunyai prinsip dan tahu arah. Jika tidak bisa mengajar dengan megah, maka mengajarlah dengan cinta. Hal itu disampaikan Pendiri Rumah Baca Pelita Bangsa, Francius Sipayung kepada Mistar.

Francius mengajak para relawan untuk meninjau kembali peran mereka sebagai pendidik yang melayani dengan hati melalui pelatihan yang digelar di Kelurahan Panei Tongah, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun, pada Rabu (14/05/2025).

Francius Sipayung menekankan pentingnya mengenal diri, memiliki tujuan yang jelas, serta menjadikan pelayanan sebagai orientasi utama dalam menjalani peran sebagai relawan.

"Kita bukan sekadar pengajar, tapi penyala semangat. Melayani dengan cinta akan menumbuhkan perubahan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima mistar.

Francius menekankan pelatihan kali ini juga diharapkan dapat memperkuat peran tenaga pengajar di rumah baca, menjadi pembimbing yang mampu memahami dan menuntun anak-anak sesuai kebutuhan mereka.

Para relawan juga diberi ruang untuk menyampaikan berbagai tantangan yang mereka hadapi selama ini.

“Rumah baca hadir di tengah masyarakat sebagai ruang harapan masa depan anak. Para relawan hadir sebagai pelayanan hati yang tanpa paksaan,” ucapnya.

Pelatihan yang dipandu Jira selaku moderator mengingatkan relawan berarti mencintai anak-anak dengan segala keterbatasan.

“Hadir sebagai pembimbing, pendengar, dan teladan bagi mereka,” katanya. (Susan/hm18)