10 Perempuan Inspiratif Raih Beasiswa Toeti Heraty Scholarship 2025

Penerima beasiswa THS 2025. (foto: istimewa)
Jakarta, MISTAR.ID
Sepuluh perempuan inspiratif dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia resmi terpilih sebagai penerima Toeti Heraty Scholarship (THS) 2025, program beasiswa tahunan yang memasuki tahun keempat penyelenggaraannya.
THS merupakan hasil kolaborasi antara Yayasan Toeti Heraty Roosseno (YTHR) dan Yayasan Jurnal Perempuan (YJP) yang bertujuan mendukung pendidikan perempuan di bidang filsafat, kajian gender, dan studi sosial humaniora, khususnya bagi kelompok afirmasi dari wilayah Indonesia Timur.
Tahun ini, THS 2025 menunjukkan komitmennya pada keragaman usia dan latar belakang, dengan penerima beasiswa berasal dari jenjang S-1 dan S-2, berusia antara 20 hingga 51 tahun. Para penerima dipilih melalui proses seleksi ketat yang menilai potensi akademik, komitmen terhadap isu-isu keadilan gender, dan dedikasi pada perubahan sosial.
Beasiswa sebagai Investasi Sosial dan Keadilan Historis
Dalam acara peluncuran dan diskusi publik THS 2025, hadir sebagai pembicara Dr Musdah Mulia – akademisi, feminis, dan ulama perempuan Indonesia. Ia juga merupakan bagian dari tim seleksi beasiswa tahun ini.
Musdah menyampaikan bahwa beasiswa pendidikan untuk perempuan memiliki makna strategis yakni sebagai intervensi struktural, membuka akses pendidikan di tengah hambatan sosial-ekonomi.
Beasiswa pendidikan untuk perempuan juga sebagai investasi lintas generasi, mengangkat peran perempuan dalam pembangunan, sebagai bentuk keadilan historis, serta mengoreksi ketimpangan gender yang sudah berlangsung lama.
“Beasiswa seperti THS bukan hanya bantuan dana, tapi langkah nyata menciptakan dunia yang lebih adil dan manusiawi,” kata Musdah.
Melanjutkan Warisan Intelektual Toeti Heraty
THS diluncurkan setelah wafatnya Prof Toeti Heraty pada 13 Juni 2021. Sebagai Guru Besar Filsafat UI, mantan Rektor IKJ, serta pelopor gerakan feminis dan pemikir seni, Toeti dikenal karena perjuangannya dalam menjembatani filsafat, seni, dan emansipasi perempuan.
“Semangat ini yang menjadi dasar lahirnya THS,” ungkap D Cyril Noerhadi, anak bungsu almarhumah Toeti Heraty. “Kami berharap beasiswa ini terus melahirkan pemikir-pemikir kritis, feminis, dan filosof yang membawa semangat Ibu Toeti.”
Pengakuan dan Harapan dari Para Penerima
Salah satu penerima THS 2025, Lisa Febriyanti, mahasiswa Magister Filsafat di STFT Driyarkara, mengungkapkan rasa syukurnya.
“Beasiswa ini bukan sekadar dukungan akademik, tapi juga warisan keberanian berpikir kritis dan mencintai kebenaran. Saya ingin menjadi bagian dari generasi perempuan pemikir yang mengubah dunia dari pertanyaan dan pengalaman mereka sendiri,” ujarnya.
Langkah Kecil untuk Perubahan Besar
Direktur Eksekutif YJP, Abby Gina Boang Manalu, menyebut THS sebagai bentuk intervensi politik progresif untuk menciptakan distribusi pengetahuan yang lebih adil.
“Ketika perempuan mendapat akses pendidikan, ia sedang menulis ulang sejarahnya. THS adalah nyala kecil yang terus menjaga harapan di tengah ketimpangan struktural,” ucap Abby.
Publik dapat mengikuti acara publikasi penerima dan diskusi THS 2025 melalui tautan registrasi s.id/LAUNCHING_THS2025. Program ini bersifat nonprofit dan tidak menerima dana dari korporasi. (mtr/hm24)