Sunday, May 4, 2025
home_banner_first
DELISERDANG-SERGAI

16 Tahun Menabung Berstatus Buruh Tani, Jemaah asal Deli Serdang Tunaikan Haji

journalist-avatar-top
Minggu, 4 Mei 2025 16.54
16_tahun_menabung_berstatus_buruh_tani_jemaah_asal_deli_serdang_tunaikan_haji

Ngatirah, jemaah haji asal Gang Cireng, Dusun III Hilir, Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang berangkat haji setelah menabung selama 16 tahun hasil keringatnya selama bekerja menjadi buruh tani. (f:amita/mistar)

news_banner

Deli Serdang, MISTAR.ID

Seorang ibu asal Gang Cireng, Dusun III Hilir, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang menunaikan ibadah haji setelah menabung selama 16 tahun hasil keringatnya selama bekerja menjadi buruh tani.

Pasca ditinggalkan suaminya pada 2015, wanita bernama Ngatirah yang genap berusia 60 tahun tersebut mulai mencari nafkah sendiri menggunakan sepeda peninggalan suaminya. Ngatirah mengaku selalu menyisihkan upah hariannya ke dalam sebuah kotak kayu yang dibuat khusus menabung untuk keberangkatan haji.

"Pendapatan sehari Rp70.000, berapa puluh rupiah digunakan untuk berbelanja makanan. Sisanya, misalnya Rp20.000 hingga Rp30.000 saya masukkan ke dalam kotak ini untuk ditabung," katanya kepada Mistar, Minggu (4/5/2025).

Sejak 2015, Ngatirah telah menghidupi 5 orang anaknya dengan upah dari buruh tani. Ia pun mengaku jarang membeli pakaian atau jajan dan tetap memprioritaskan tabungan untuk berangkat haji.

Ia sangat bersyukur gaji yang diterimanya saat ini jauh lebih baik daripada dulu. Dulu sekira tahun 1992, gaji yang diterimanya per hari hanya Rp2.500. Meskipun demikian, ia tetap menyisihkan uangnya untuk ditabung.

"Tetap bersyukur meskipun upah yang saya dapatnya sedikit. Saya selalu percaya bahwa suatu hari bisa menunaikan ibadah haji, meski harus bertahun-tahun lamanya," ujarnya.

Ngatirah mengungkapkan uang hasil tabungannya selama 16 tahun senilai Rp14.500.000 dan langsung digunakan untuk mendaftar haji pada 2013. Ngatirah bekerja dalam dua sesi, ia akan berangkat menggunakan sepedanya pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB. Lalu, dilanjut pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB di tempat yang berbeda.

"Dua sesi tersebut terjadi di dua tempat yang berbeda. Jika tempat pertama selesai, pulang dulu ke rumah dan akan dilanjut ke tempat kedua," tuturnya.

Adapun lahan yang digarap bersama 12 orang temannya, sangat banyak yaitu seluruh lahan yang berada di kawasan daerah rumahnya. Setelah berhasil mengumpulkan pundi-pundi dan mendaftar, ia masih harus menunggu selama 12 tahun. Sebelumnya, ia diberitahukan hanya akan menunggu selama 10 tahun. Namun, karena pandemi covid-19, ia terpaksa menunda keberangkatan selama 2 tahun lagi.

"Awalnya dibilang tahun 2023 akan berangkat, tapi ada pandemi jadi ditunda 2 tahun lagi. Makanya, baru berangkat di tahun 2025 ini. Saya tidak putus asa menunggu keberangkatan, tetap berdoa kepada Allah SWT agar dipermudah," ucapnya. (amita/hm18)

REPORTER:

RELATED ARTICLES