Wednesday, April 2, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Trump Ancam Bom Iran, Khamenei: Serangan Balik akan Lebih Kuat

journalist-avatar-top
Senin, 31 Maret 2025 16.32
trump_ancam_bom_iran_khamenei_serangan_balik_akan_lebih_kuat

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (Foto: Ynetnews)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Perang Dunia III semakin nyata. Saat Israel terus berperang melawan Hamas di Palestina dan perang Rusia-Ukraina belum ada tanda berakhir, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperkeruh dunia dengan melempar ancaman akan membom Iran.

Merespons ancaman AS, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberi peringatan akan ada pembalasan yang lebih kuat jika republik Islam itu diserang.

"Mereka mengancam akan melakukan kejahatan. Jika itu dilakukan, mereka pasti akan menerima serangan balik yang kuat," ujar Khamenei dalam pidato saat Idulfitri, mengutip Kantor Berita AFP, Senin (31/3/2025).

Masih mengutip kantor berita yang berbasis di Paris ini, ancaman untuk membom Iran itu dilontarkan Trump dalam wawancara pada Sabtu (29/3/2025). Trump mengatakan AS akan melakukan pemboman jika Iran tidak mencapai kesepakatan mengenai program nuklirnya.

"Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pemboman," katanya dalam wawancara dengan NBC News.

Sejak menjabat kembali pada Januari 2025, Trump mempertegas kampanyenya untuk melakukan tekanan maksimum terhadap Iran. Pada periode pertamanya, Trump telah menarik AS dari perjanjian penting mengenai program nuklir Iran tahun 2018 dan memberlakukan kembali sanksi keras terhadap Teheran.

Sejak lama, negara-negara Barat, termasuk AS, menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir. Iran telah membantah hal itu dan bersikeras kegiatan pengayaannya semata-mata untuk tujuan damai.

Kesepakatan nuklir Iran yang ditandatangani pada tahun 2015 antara Teheran dan negara-negara besar dunia, mengharuskan Iran untuk membatasi ambisi nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi. Trump, pada 7 Maret lalu, mengatakan telah menulis surat kepada Khamenei untuk menyerukan perundingan nuklir dan memperingatkan kemungkinan aksi militer jika Teheran menolak.

Surat tersebut disampaikan ke Teheran pada 12 Maret melalui penasihat Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Anwar Gargash. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan mereka telah membalas surat Trump tersebut lewat Oman.

Oman sejak lama menjadi perantara saat hubungan diplomatik AS-Iran terputus setelah revolusi Islam 1979. Negara-negara Barat juga menuduh Iran menggunakan pasukan proksi yang dianggap oleh Barat sebagai organisasi teroris untuk memperluas pengaruhnya di kawasan Timur Tengah.

Iran juga dikenal sebagai negara yang memimpin 'poros perlawanan' melawan Israel yang meliputi Hamas di Palestina, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan kelompok bersenjata di Irak.

"Hanya ada satu kekuatan proksi di kawasan ini, dan itu adalah rezim Zionis perampas kekuasaan yang korup," kata Khamenei, sembari tetap menyerukan agar Israel dibasmi.

Iran tidak mengakui Israel dan menganggapnya sebagai musuh serta sekutu utama AS di Timur Tengah. Iran berulang kali menyerukan serangan untuk menghancurkan Israel. []



REPORTER: