Hadapi Revalidasi UNESCO Juli 2025, Geopark Bukan Sekadar Tempat Wisata

General Manager Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba, Azizul Kholis saat diwawancarai. (f:indra/mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Geopark Kaldera Toba yang menyandang status UNESCO Global Geopark (UGGp) akan kembali menjalani revalidasi dari asesor UNESCO pada 20 Juli 2025 mendatang.
General Manager Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba, Azizul Kholis, menyebut hasil evaluasi tahun 2023 menunjukkan masih terdapat beberapa persyaratan penting yang belum terpenuhi, salah satunya adalah kampanye literasi dan edukasi publik yang dinilai masih kurang masif.
"UNESCO menilai bahwa kita belum optimal dalam mengampanyekan secara luas keberadaan geopark ini, terutama dalam menyampaikan nilai geologi, biologi, dan budaya yang ada di kawasan Danau Toba," ujar Azizul saat ditemui di Parapat, Rabu (4/6/2025).
Dia mencontohkan upaya sosialisasi yang dilakukan kepada lebih dari 785 sekolah di seluruh Sumatera Utara melalui zoom merupakan langkah awal yang baik. Menurut Azizul, masyarakat masih banyak yang belum memahami makna dan pentingnya geopark.
"Geopark bukan sekadar tempat wisata, tapi taman bumi yang mencakup unsur geologi, biologi, dan budaya. Danau Toba ini adalah kawasan anugerah Tuhan yang harus dijaga," katanya kepada Mistar usai menanam pohon di Geosite Sibaganding.
Danau Toba memiliki keunikan geologi berupa empat letusan, salah satunya supervolcano di masa lalu, serta formasi batuan yang tak ternilai. Namun, banyak warga masih menganggap batu-batuan itu biasa saja, padahal memiliki nilai edukatif dan ilmiah tinggi.
"Kita punya batu persidangan di Siallagan, Batu Hoda, rumah adat Bolon, hingga budaya takbenda seperti upah-upah dan opera Batak. Semua itu adalah kekayaan geosite dan geoculture yang wajib dilestarikan," tuturnya.
Azizul menambahkan secara dokumen, Geopark Kaldera Toba telah memenuhi indikator untuk meraih green card dari UNESCO. Namun, asesor memiliki kewenangan untuk melakukan penyesuaian di lapangan berdasarkan evidence atau bukti dukung yang ditampilkan.
"Makanya kami terus mendorong masyarakat, khususnya di tujuh kabupaten yang memiliki geosite, untuk ikut memahami dan menjaga kawasan ini. Karena dari bumi lah kehidupan berasal, dan lewat pelestarian geosite, kesejahteraan masyarakat pun bisa meningkat," ucapnya.
Dia berharap seluruh elemen masyarakat, pelaku pendidikan, hingga pemerintah daerah dapat bahu membahu menjadikan Geopark Kaldera Toba sebagai taman bumi dunia yang tak hanya diakui, tapi juga berdampak nyata bagi kehidupan lokal. (Indra/hm18)
PREVIOUS ARTICLE
Pedagang Minta Gedung IV Pasar Horas Segera Dirobohkan