DLH Klaim Sampah di TPA Siantar Menurun, Investasi Malaysia Masih Tertunda

Bukit sampah yang berada di TPA Tanjung Pinggir Pematangsiantar. (foto: jonatan/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pematangsiantar mengklaim volume tumpukan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tanjung Pinggir mulai berkurang signifikan. Jika sebelumnya ketinggian sampah di lokasi itu mencapai sekitar 25 meter, kini disebut telah turun hingga kisaran 10 meter.
“Setiap hari terus berkurang. Tumpukan sampah sudah tidak setinggi sebelumnya,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Pematangsiantar, Manotar Ambarita saat dihubungi, Selasa (8/7/2025).
Upaya pengurangan sampah ini dilakukan sebagai bagian dari instruksi langsung Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, mengingat tumpukan sampah sempat meluber hingga ke jalan alternatif Parapat-Medan dan menyebabkan bau menyengat yang mengganggu warga sekitar.
Sementara itu, Kepala DLH Pematangsiantar, Dedy Tunasto Setiawan, mengakui rencana kerja sama dengan investor asing untuk pengelolaan sampah hingga kini belum terwujud. Investor asal Malaysia dari Pensutra Alliance Berhad, yang sebelumnya tertarik membangun pabrik pengolahan sampah di kawasan TPA, belum menindaklanjuti rencana tersebut.
“Kita masih menunggu informasi lanjutan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut). Pertemuan awal dua tahun lalu difasilitasi oleh DPMPTSP Sumut,” ujar Dedy.
Pensutra Alliance sebelumnya menyatakan minat besar mengelola sampah TPA Tanjung Pinggir karena melihat potensi kandungan karbon dan zat bernilai industri lainnya. Mereka menyebut siap berinvestasi dalam bentuk alat dan teknologi untuk mengolah sampah menjadi bahan baku industri manufaktur.
“Mereka butuh bahan baku 100–500 ton per hari. Sementara saat ini, jumlah sampah yang kami angkut baru sekitar 120 ton per hari. Itu pun belum termasuk sampah perusahaan yang membuang langsung ke TPA,” ucap Dedy.
Meski demikian, sejumlah warga masih pesimistis dengan pernyataan pemerintah soal penanganan sampah yang diklaim membaik. Fernando, warga yang sering melintasi kawasan TPA, mengaku tidak melihat perubahan signifikan.
“Dari dulu kepala daerah datang silih berganti ke TPA, tapi tetap saja bau dan tingginya sampah masih seperti bukit, setara mobil bus,” katanya.
Fernando juga menyayangkan kondisi kota yang pernah meraih Piala Adipura itu. “Pematangsiantar pernah dikenal bersih, kota yang indah. Tapi kini bau sampah malah jadi ciri khas Tanjung Pinggir,” ucapnya. (jonatan/hm24)