Ilmuwan Temukan Bukti Asteroid Raksasa Hantam Australia Selatan 11 Juta Tahun Lalu

Ilustrasi Asteroid Raksasa. (foto:nasa/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Ilmuwan menemukan bukti peristiwa tumbukan asteroid raksasa yang terjadi sekitar 11 juta tahun lalu di wilayah Australia Selatan. Bukti tersebut bukan berupa kawah besar, melainkan fragmen kaca alami berukuran kecil yang disebut tektit.
Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Earth and Planetary Science Letters dengan judul A new tektite strewn field in Australia ejected from a volcanic arc impact crater 11 Myr ago, seperti dilansir, Jumat (17/10/2025) dari Media Indonesia.
Penemuan ini membuka bab baru dalam sejarah geologi Bumi karena mengungkap peristiwa besar yang sebelumnya tidak tercatat dalam catatan geologi.
Selain itu, hasil penelitian ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana Bumi bereaksi terhadap hantaman benda langit dan bagaimana peristiwa semacam itu membentuk permukaannya selama jutaan tahun.
Kapsul Waktu dari Masa Purba
Tektit adalah kaca alami yang terbentuk ketika meteor atau asteroid menabrak Bumi dengan kekuatan luar biasa. Benturan tersebut menghasilkan panas ekstrem yang cukup untuk melelehkan batuan di permukaan, lalu menyemburkannya ke udara sejauh ribuan kilometer. Ketika material cair itu mendingin dengan cepat, ia berubah menjadi potongan kaca kecil berwarna gelap.
Menurut Profesor Fred Jourdan dari Curtin University’s School of Earth and Planetary Sciences, tektit yang ditemukan di Australia Selatan ini berbeda dari yang pernah ditemukan sebelumnya.
“Mereka terbentuk ketika sebuah asteroid menghantam Bumi, melelehkan batuan, dan menyebarkan puingnya ke segala arah. Fragmen kaca kecil ini ibarat kapsul waktu dari masa yang sangat jauh dalam sejarah planet kita,” jelas Jourdan dikutip dari Science Daily.
Namun hingga kini, kawah asal tumbukan tersebut belum ditemukan. Padahal, jika energi benturannya sebesar yang diperkirakan, kawah itu seharusnya berdiameter puluhan kilometer.
Baca Juga: Ilmuan Temukan Kawah Asteroid Tertua di Bumi
Berbeda dari Semua Tektit yang Pernah Ditemukan
Penulis utama penelitian, Anna Musolino, mahasiswa doktoral di Aix-Marseille University, menjelaskan bahwa tektit baru ini unik bukan hanya karena usianya, tetapi juga karena komposisi kimianya yang berbeda dari semua tektit lain di dunia.
Sebagai perbandingan, tektit Australasian terbentuk sekitar 780.000 tahun lalu dan tersebar di wilayah luas mulai dari Asia Tenggara, Australia, hingga Samudra Hindia. Sementara itu, tektit yang baru ditemukan ini jauh lebih tua dan hanya ditemukan di Australia Selatan, menandakan adanya peristiwa benturan besar yang terjadi jauh sebelum manusia ada.
“Tektit ini berumur sekitar 11 juta tahun dan memiliki kandungan kimia yang tidak biasa. Mereka mewakili peristiwa tumbukan yang benar-benar terpisah dari lapangan tektit Australasian yang terkenal,” ungkap Musolino.
Misteri Kawah yang Hilang
Meski bukti tektit jelas menunjukkan adanya tumbukan besar, kawah yang menjadi sumbernya masih misterius. Para ilmuwan memperkirakan kawah tersebut mungkin telah tertimbun sedimen, terkikis oleh waktu, atau tersembunyi di bawah lapisan vulkanik.
Peneliti membandingkan temuan ini dengan lapangan tektit lain di dunia, termasuk di Amerika Tengah, Afrika, dan Eropa Timur. Namun sejauh ini, tektit Australia Selatan benar-benar berdiri sendiri, baik dari segi usia maupun karakter kimianya.
Temuan ini memperkaya pemahaman tentang sejarah tumbukan asteroid di Bumi dan bagaimana peristiwa langit purba itu membentuk wajah planet yang kita huni saat ini. (hm16)
PREVIOUS ARTICLE
Cosmic Orange iPhone 17 Jadi Varian Paling Dicari di IndonesiaBERITA TERPOPULER






Nottingham Forest vs Chelsea: Prediksi Duel Panas, The Blues Tanpa Maresca dan Palmer di City Ground



