Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Sukabumi, Terasa Hingga Bandung dan Depok

Ilustrasi. (Foto: Medcom.id)
Bandung, MISTAR.ID
Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo (M) 4,7 mengguncang wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (10/9/2025) pukul 20.26 WIB.
Getaran cukup kuat dirasakan masyarakat di sejumlah daerah sekitar, termasuk Cianjur dan Bandung, hingga membuat warga panik.
Nadya, warga Cianjur, mengaku panik saat guncangan terjadi. Ia menyebut gempa terasa keras meski hanya berlangsung beberapa detik. "Gede banget di sini kerasanya. Cuma sebentar, tapi goyangannya kerasa banget, bener-bener goyang," ujarnya yang dilansir dari Metrotvnews.com.
Nadya menambahkan, tidak ada kerusakan di rumahnya, namun suara gemuruh saat gempa membuatnya kembali trauma, mengingat peristiwa gempa Cianjur 2022.
Sementara itu, Fitri, warga Bandung, juga merasakan getaran dengan intensitas lebih ringan. "Kerasa juga di Bandung, lumayan agak goyang tapi sebentar banget. Kirain saya yang lagi pusing, pas lihat di medsos ada gempa,” tuturnya.
Terpisah, Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, menjelaskan berdasarkan laporan masyarakat, guncangan gempa bumi dirasakan di sejumlah wilayah di Jawa Barat hingga Depok dengan variasi kekuatan getaran.
Adapun wilayah yang merasakan guncangan gempa Sukabumi:
• Skala III MMI (getaran dirasakan dalam rumah, seakan ada truk berlalu): Bayah, Pangalengan, Pelabuhan Ratu, Cidolog.
• Skala II-III MMI (benda ringan bergoyang, dirasakan di dalam rumah seakan ada truk berlalu): Cilaku, Cireunghas, Sukabumi, Jampang Kulon, Cicurug, Curugkembar, Cisolok, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Cimahi.
• Skala II MMI (benda ringan bergoyang, dirasakan beberapa orang): Cidadap, Depok.
"Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan akibat gempa bumi," kata Hartanto.
Dia menyebut episenter gempa berlokasi di laut dengan jarak 53 kilometer tenggara Kabupaten Sukabumi pada kedalaman 31 kilometer.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif," ujarnya. []