Berbahan Stainless Steel dari Jepang, Gelang Haji Tahan Panas dan Karat


Seorang perajin sedang membuat gelang haji. (f:amita/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Gelang Haji menjadi identitas wajib bagi seluruh jemaah khususnya Indonesia selama berada di tanah suci. Gelang haji ini berbahan stainless steel berasal dari Jepang.
Gelang haji ini tercantum identitas, seperti nama lengkap, asal kelompok terbang (kloter) dan nomor paspor dari masing-masing jemaah.
Koordinator perajin gelang haji, Muhammad Zumar menyebutkan bahan gelang bukan dipilih secara asal-asalan.
"Anti karat dan anti terbakar hingga 100 derajat celcius. Bagi jemaah gelang ini sangat penting apalagi saat kebakaran atau kecelakaan. Jika terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki bisa dilihat dari gelang ini identitasnya," katanya, Rabu (14/5/2025).
Dia menyebut pembuatan gelang ini berlangsung selama 7 jam untuk satu kloter yang berjumlah 360 jemaah calon haji.
"Jadi nanti ada kertas yang kalau diprint dia berlubang, nanti printnya sesuai dengan identitas jemaah. Selanjutnya akan ditempel ke gelang lalu diberikan air keras dan dialiri listrik, sehingga nama akan timbul di gelang itu," ucapnya.
Baca Juga: Pembuatan Gelang Identitas Jemaah Calon Haji
Ratusan orang menjadi perajin gelang haji yang ada di Indonesia, berasal dari Kabupaten Jawa Tengah. Kota Medan hanya 2 orang perajin saja, karena per hari menyelesaikan 1 kloter atau 360 gelang.
Dalam pembuatan gelang ini, Zumar mengaku tidak mengalami kesulitan, namun terkendala data pramanifest. Dia juga sudah menggeluti bidang ini selama 10 tahun, namun baru 3 tahun ditugaskan di Kota Medan.
"Pembuatan gelang berdasarkan jumlah jemaah yang akan masuk pada hari itu yaitu 360. Artinya kami hanya membuat gelang untuk satu kloter per harinya. Sebelum jemaah masuk, gelang sudah harus selesai sehingga bisa langsung dibagikan," ujarnya.
Sebelum datang, mereka dimintai dokumen seperti KTP, foto, dan sebagainya. Terkait gelang yang mengalami cacat, terjadi karena perubahan manifes.
"Meski ada perubahan manifes, bisa kita atasi karena masih tergolong wajar. Pada satu kloter terdapat jemaah calon haji yang gagal berangkat sebanyak 1 atau 2 orang," tuturnya.
Selain itu, dia juga menyampaikan gelang yang gagal tersebut akan dikumpulkan. Setelah keberangkatan selesai, gelang yang gagal tersebut akan dilakukan perhitungan untuk nantinya akan dibuat pelaporan. (Amita/hm18)