Saturday, June 14, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Konflik Israel-Iran 2025: Peran AS, Serangan Balasan, dan Dampak Global

journalist-avatar-top
Jumat, 13 Juni 2025 21.09
konflik_israeliran_2025_peran_as_serangan_balasan_dan_dampak_global

Ilustrasi, konflik Israel-Iran 2025. (f:metaai/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Ketegangan antara Israel dan Iran memuncak menjadi konfrontasi militer terbuka pada 13 Juni 2025, memicu kekhawatiran global terhadap eskalasi regional dan dampak ekonomi yang luas.

Berikut rangkuman lengkap perkembangan konflik, peran Amerika Serikat, serta reaksi internasional.

1. Operasi Militer Israel “Rising Lion”

Tanggal dan Skala Serangan:

Pada 13 Juni 2025, Israel meluncurkan operasi militer besar-besaran bertajuk Rising Lion, mengerahkan 200 jet tempur dan meluncurkan lebih dari 330 hulu ledak presisi. Lebih dari 100 target di Iran diserang, termasuk fasilitas nuklir Natanz, pabrik rudal, dan kediaman para petinggi militer serta ilmuwan nuklir.

Korban Jiwa:

Militer: Jenderal Mohammad Bagheri (Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran), Jenderal Hossein Salami (Komandan Garda Revolusi), serta lebih dari 20 perwira tinggi lainnya dilaporkan tewas.

Sipil dan Ilmuwan: 78 warga sipil tewas dan 329 lainnya terluka di Tehran. Enam ilmuwan nuklir, termasuk Fereydoon Abbasi, juga menjadi korban.

Tujuan Serangan:

Israel menyatakan serangan ini bertujuan menghancurkan kemampuan nuklir dan rudal Iran, yang dianggap sebagai "ancaman eksistensial" setelah laporan IAEA menyebut Iran melanggar kewajiban non-proliferasi.

2. Respons Iran: Balasan dan Peringatan Keras

Balasan Drone:

Beberapa jam setelah serangan, Iran meluncurkan lebih dari 100 drone ke wilayah Israel. Meskipun sebagian besar berhasil dicegat, serangan ini menunjukkan kemampuan balasan cepat Iran.

Pernyataan Pimpinan Iran:

Ayatollah Ali Khamenei: "Israel harus menanti hukuman yang keras."

Presiden Masoud Pezeshkian: "Iran tidak akan diam. Respons kami akan membuat Israel menyesal."

Dampak Domestik:

Kepanikan melanda warga Tehran. Antrean panjang terlihat di SPBU dan toko-toko sembako. Sementara itu, kelompok oposisi berharap kekacauan ini melemahkan rezim yang berkuasa.

3. Posisi dan Peran Amerika Serikat

Dukungan Intelijen:

AS dilaporkan memberikan intelijen eksklusif kepada Israel tetapi tidak terlibat langsung dalam operasi militer.

Pernyataan Donald Trump:

Mantan Presiden AS, Donald Trump, yang kini kembali menjadi tokoh kunci kebijakan luar negeri, menyatakan:

“Saya beri Iran kesempatan berulang kali untuk berunding. Sekarang mungkin mereka masih punya kesempatan kedua.”

Ia menyebut serangan Israel “sangat baik” dan mendesak Iran menerima kesepakatan nuklir baru.

Peringatan Militer:

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, memperingatkan Iran agar tidak menyasar aset dan personel Amerika di kawasan.

4. Dampak Regional dan Global

Penutupan Wilayah Udara:

Israel, Iran, Yordania, dan Irak menutup ruang udaranya. Maskapai besar seperti Emirates membatalkan sejumlah penerbangan internasional.

Krisis Energi:

Harga minyak mentah Brent melonjak 8% ke angka US$74 per barel, memicu kekhawatiran krisis energi global.

Reaksi Internasional:

PBB: Dewan Keamanan mengadakan sidang darurat atas permintaan Iran.

Oman: Menyebut serangan Israel “ceroboh” dan memperingatkan ancaman terhadap stabilitas regional.

NATO: Sekjen Jens Stoltenberg menyatakan risiko perang nuklir belum dekat, namun mendesak semua pihak menahan diri.

5. Ancaman Eskalasi dan Masa Depan Diplomasi Nuklir

Perundingan Terancam:

Dialog nuklir AS-Iran yang dijadwalkan di Oman pada 14 Juni diperkirakan batal. Iran bahkan mengumumkan rencana pembangunan fasilitas pengayaan uranium baru sebagai respons atas laporan IAEA.

Ancaman Perang Proksi:

Houthi Yaman diperkirakan akan kembali melancarkan serangan terhadap kapal-kapal asing di Laut Merah dan pangkalan AS.

Hezbollah dan Hamas sudah dilemahkan Israel sebelumnya, sehingga respons proksi Iran terbatas.

Analisis Kritis: Arah Baru Konflik

Dilema AS:

Meski menunjukkan dukungan terhadap Israel, AS masih berupaya membuka ruang diplomasi dengan Iran. Namun, ultimatum 60 hari dari Trump yang gagal justru mempercepat jalan menuju konfrontasi terbuka.

Kerentanan Iran:

Pembunuhan petinggi militer dan ilmuwan nuklir Iran sangat mengguncang komando pertahanan dan program senjata negara tersebut. Ini bisa mempersulit respons terkoordinasi Iran.

Perubahan Strategi:

Serangan besar ini mengakhiri era perang proksi dan menandai awal konfrontasi langsung antara dua musuh bebuyutan. Dunia kini menanti langkah selanjutnya Iran dan peluang de-eskalasi yang makin menipis.

Demikian dirangkum dari berbagai sumber media terpercaya dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI). Kini, konflik Israel-Iran 2025 telah memasuki fase paling berbahaya dalam sejarah modern Timur Tengah.

Dukungan tidak langsung dari Amerika Serikat dan ketegangan geopolitik yang tinggi membuat peluang penyelesaian damai semakin tipis.

Dampaknya tidak hanya terasa di kawasan, tetapi juga mengguncang pasar global dan memicu ketidakpastian diplomatik yang serius. (*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN