Kenapa Rudal Hipersonik Sangat Ditakuti dalam Konflik Iran-Israel? Ini Alasannya

Para perempuan Iran melihat rudal Fattah dalam sebuah pameran di Teheran, Iran, Selasa, 6 Juni 2023. (Foto: Hossein Zohrevand/Tasnim News Agency via AP)
Jakarta, MISTAR.ID
Iran mengklaim memiliki rudal hipersonik dan mengatakan mereka telah mulai menembakkan senjata canggih tersebut ke Israel.
Namun banyak ahli skeptis dengan klaim tersebut dan menyebut tidak ada bukti Iran telah melepaskan rudal itu.
Namun, jika itu benar, rudal hipersonik yang bergerak cepat ini dapat menguji Iron Dome, sistem pertahanan rudal Israel yang dibanggakan, dan mengubah arah pertempuran antara kedua musuh bebuyutan tersebut.
Apa itu rudal hipersonik dan apa yang membuatnya begitu ditakuti?
Tentara Garda Revolusi Iran (IRGC) mengklaim pada Rabu (18/6/2025), mereka telah menembakkan apa yang disebutnya sebagai rudal hipersonik Fattah 1 ke Israel. Namun, apakah rudal itu rudal hipersonik masih menjadi bahan perdebatan.
Sederhananya, senjata hipersonik adalah rudal yang melaju lebih cepat dari Mach 5, lima kali kecepatan suara. Rudal balistik, yang ditembakkan dari atas atau di luar atmosfer bumi, juga mampu mencapai kecepatan ini. Namun, dalam peperangan modern, para ahli mengatakan rudal hipersonik juga harus memiliki sistem navigasi canggih, yang membuatnya lincah dan mampu mengubah lintasannya. Hal ini dapat mengelabui sistem pertahanan tradisional, kata Jack Watling, seorang peneliti senior di Royal United Services Institute, mengutip Kantor Berita Associated Press, Kamis (19/6/2025).
Menurut Watling, rudal balistik tradisional terbang pada lintasan yang dapat diantisipasi oleh sistem pertahanan rudal seperti Patriot buatan AS. Sementara rudal hipersonik, yang ditembakkan ke ketinggian yang lebih rendah, memiliki lintasan yang kurang dapat diprediksi dan lebih sulit dihentikan.
“Radar dapat melihat kurva rudal balistik karena berada di atas cakrawala radar. Namun, jika rudal hipersonik, dapat terbang lebih rendah dan melewati bukit-bukit yang menghalangi,” kata Watling.
Siapa yang memiliki rudal hipersonik atau sedang mengembangkannya?
Para ahli mengatakan AS dan China adalah negara yang telah mengembangkan rudal hipersonik generasi baru, tetapi keduanya belum menggunakannya dalam pertempuran. Negara lain seperti Rusia, Korea Utara, dan Pakistan telah menguji atau menggunakan rudal dengan teknologi serupa tetapi kurang canggih.
"Dalam cara penggunaannya saat ini, istilah 'hipersonik' sering kali tidak memiliki makna apa pun dan pada saat yang sama memicu dinamika persaingan dan ketakutan akan ketinggalan teknologi tersebut," menurut laporan tahun 2022 oleh Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.
AS mengatakan akan menempatkan rudal hipersonik pada kapal perusak siluman dan sedang mengembangkan serta menguji program lainnya.
China menguji rudal hipersonik pertamanya pada tahun 2017 dan sejak itu telah mengembangkan serangkaian senjata hipersonik, yang menurut Departemen Pertahanan AS, dapat mengancam Hawaii, Alaska, dan bahkan wilayah daratan AS.
Menteri Pertahanan Pete Hegseth telah memperingatkan tentang "investasi besar" China dalam teknologi militer termasuk senjata hipersonik.
Apa saja kemampuan Iran?
Watling mengatakan sebagian besar negara tidak dapat membuat rudal yang dapat bertahan terhadap tekanan suhu dan kemampuan daya jelajah super cepat.
“(membuat rudal) ini adalah tugas yang sangat rumit. Iran tidak memiliki kapasitas untuk memproduksinya,” katanya.

Sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel menembakkan mencegat rudal selama serangan Iran di Tel Aviv, Israel, Rabu dini hari, 18 Juni 2025, (Foto AP/Leo Correa)
Sebagian besar rudal yang dikerahkan Iran untuk melawan Israel melaju dengan kecepatan hipersonik, tetapi hampir tidak dapat bermanuver, sehingga tidak dianggap sebagai rudal hipersonik sejati, kata Yehoshua Kalisky, seorang peneliti senior di lembaga pemikir Israel INSS dan mantan ilmuwan di industri pertahanan Israel, mengutip Associated Press, Kamis (19/6/2025).
Rudal yang diluncurkannya, Fattah 1, hanya memiliki sedikit keberhasilan. Israel mengatakan Iran telah menembakkan lebih dari 400 rudal, dengan lebih dari 40 rudal menyebabkan kerusakan atau korban.
"Israel mampu mencegat lebih dari 95% rudal karena kecepatan bukanlah hal yang krusial," kata Kalisky. "Yang penting adalah kemampuan manuver rudal yang masuk, dan sejauh ini kemampuan manuver rudal ini terbatas."
Ia mengatakan Iran memiliki dua rudal yang cepat dan dapat bermanuver, Khorramshahr dan Fattah 2, yang akan lebih sulit untuk dicegat. Namun, keduanya belum dikerahkan. []
PREVIOUS ARTICLE
Rusia Siap Kerja Sama dengan Indonesia di Bidang Nuklir