Kandidat Paus, Kardinal Tagle Disorot Terkait Kasus Pelecehan Seksual


Kardinal kandidat Paus Luis Antonio Tagle disorot terkait kasus pelecehan seksual. (f: AFC/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Salah satu kandidat kuat pengganti Paus Fransiskus, Kardinal Luis Antonio Tagle asal Filipina, mendapat sorotan tajam terkait isu penanganan kasus pelecehan seksual menjelang pemilihan Paus baru (conclave).
Kelompok pengawas independen BishopAccountability.org menyatakan keprihatinan terhadap Tagle dan Kardinal Pietro Parolin dari Italia. Mereka menilai keduanya tidak dapat diandalkan dalam melindungi anak-anak dari kekerasan seksual dalam Gereja Katolik.
“Gereja-gereja di Filipina masih berada dalam era kegelapan,” kata Anne Barrett Doyle, Wakil Direktur BishopAccountability.org, Jumat seperti dilansir AFP, Minggu (4/5/2025).
Doyle mengkritik keras Tagle karena belum adanya pedoman resmi terkait penanganan kekerasan seksual yang dipublikasikan di situs Keuskupan Agung Manila maupun Konferensi Waligereja Katolik Filipina (CBCP).
“Jika Kardinal Tagle bahkan tidak bisa mendorong rekan-rekan uskup di negaranya untuk mempublikasikan panduan tersebut, bagaimana kita bisa berharap lebih darinya sebagai pemimpin Gereja Katolik sedunia?” ujar Doyle.
Ia juga menyindir tajam Kardinal Parolin yang disebutnya sebagai "penjaga rahasia ulung", serta menyatakan bahwa harapan akan transparansi dalam kasus-kasus pelecehan seksual akan sirna jika Parolin terpilih sebagai Paus.
Menanggapi tudingan tersebut, CBCP menegaskan bahwa penanganan kasus pelecehan seksual oleh klerus bukanlah tanggung jawab langsung Kardinal Tagle. Mereka menjelaskan bahwa kewenangan tersebut berada di tangan masing-masing uskup diosesan atau kepala tarekat religius.
“Sejak diangkat untuk posisi penuh waktu di Kuria Roma, Kardinal Tagle tidak lagi memiliki wewenang langsung atas keuskupan-keuskupan di Filipina,” ujar pernyataan resmi CBCP.
CBCP juga menyebut bahwa Tagle pernah terlibat dalam penyusunan pedoman penanganan kekerasan seksual saat menjabat sebagai Uskup Agung Manila pada 2011–2019.
Namun demikian, AFP tidak berhasil menemukan dokumen berjudul Pastoral Guidelines on Sexual Abuses and Misconduct by the Clergy yang disebutkan tersebut, dan upaya menghubungi Keuskupan Agung Manila belum membuahkan hasil.
Pemilihan Paus baru akan digelar melalui proses conclave, menyusul wafatnya Paus Fransiskus pada Sabtu (26/4)2025. Jenazah Paus asal Argentina itu telah dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma.
Conclave dijadwalkan berlangsung 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus. Para kardinal berusia di bawah 80 tahun memiliki hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan tersebut. Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, termasuk dalam daftar pemilih.
Sejumlah nama disebut sebagai kandidat kuat pengganti Paus Fransiskus, di antaranya Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina), Kardinal Malcolm Ranjith (Sri Lanka), Kardinal Charles Bo (Myanmar), dan Kardinal Robert Sarah (Guinea). (cnn/hm24