Sunday, June 8, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Jet Tempur Su-35 Rusia Jatuh di Kursk, Serangan Dahsyat Guncang Kharkiv

journalist-avatar-top
Sabtu, 7 Juni 2025 17.51
jet_tempur_su35_rusia_jatuh_di_kursk_serangan_dahsyat_guncang_kharkiv

Ilustrasi, jet tempur Sukhoi Su-35S Rusia. (f:reuters/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Angkatan Udara Ukraina berhasil menembak jatuh jet tempur Su-35 milik Rusia, Sabtu (7/6/2025) pagi.

Operasi tersebut dilakukan di wilayah perbatasan Kursk. Demikian disampaikan pihak militer Ukraina melalui pernyataan resmi.

“Pagi ini, pada 7 Juni 2025, sebagai hasil dari operasi Angkatan Udara yang sukses di arah Kursk, sebuah jet tempur Su-35 Rusia ditembak jatuh,” kata militer pada utusan Telegram, dilansir Reuters.

Pernyataan itu tidak menyertakan rincian lebih lanjut mengenai insiden tersebut. Hingga berita ini diturunkan, pihak militer Rusia belum memberikan komentar. Reuters menyatakan belum dapat memverifikasi independen laporan tersebut.

Insiden ini terjadi setelah Badan Keamanan Ukraina (SBU) melancarkan serangan drone skala besar pekan lalu terhadap lebih dari 40 pesawat militer Rusia. Serangan itu dilaporkan merusak dan menghancurkan puluhan pembom strategis Tu-95 dan Tu-22, aset yang kerap digunakan Rusia untuk meluncurkan rudal jarak jauh ke wilayah Ukraina.

Serangan Besar Rusia Guncang Kharkiv, 3 Tewas dan 21 Luka

Pada hari yang sama, sebagaimana dikutip dari APnews, Rusia kembali melancarkan serangan udara besar ke sejumlah wilayah Ukraina, dengan kota Kharkiv menjadi salah satu sasaran utama.

Setidaknya tiga orang tewas dan 21 lainnya luka-luka akibat rentetan serangan tersebut.

Menurut laporan pejabat lokal, serangan kali ini menggunakan berbagai jenis senjata, termasuk bom luncur udara.

Jenis bom tersebut semakin sering digunakan dalam invasi Rusia yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun.

Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa dalam satu malam, Rusia meluncurkan total 215 unit rudal dan drone. Dari jumlah itu, sistem pertahanan Ukraina berhasil menembak jatuh 87 drone dan 7 rudal.

Keterangan foto: Pemandangan setelah serangan Rusia yang menghantam sebuah bangunan tempat tingga di Kharkiv, Ukraina, Sabtu (7/6/2025). (f:apnews/mistar)

Dampak Serangan di Wilayah Kharkiv dan Sekitarnya

Wali Kota Kharkiv, Ihor Terekhov, menyebut serangan ini sebagai yang "paling dahsyat" sejak invasi penuh Rusia pada Februari 2022. Sebanyak 18 gedung apartemen dan 13 rumah pribadi dilaporkan rusak.

Gubernur Kharkiv, Oleh Syniehubov, melaporkan bahwa dua distrik di kota tersebut diserang menggunakan tiga rudal, lima bom luncur udara, dan 48 drone.

Dua anak, seorang bayi laki-laki dan seorang gadis berusia 14 tahun, turut menjadi korban luka.

Sementara itu, di Provinsi Dnipropetrovsk, dua perempuan berusia 45 dan 88 tahun terluka akibat serangan. Di Kherson, pasangan suami istri berusia 50-an tewas akibat tembakan artileri Rusia.

Rusia Klaim Balas Serangan Drone Ukraina

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menembak jatuh 36 drone Ukraina di wilayah selatan dan barat Rusia, termasuk dekat Moskow.

Gubernur wilayah Moskow, Andrei Vorobyov, menyebut bahwa puing-puing drone melukai dua warga sipil.

Sehari sebelumnya, pada Jumat (6/6/2025), Rusia menyerang enam wilayah di Ukraina, menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai sekitar 80 lainnya. Di antara korban terdapat tiga petugas tanggap darurat di Kyiv.

Petugas pemadam kebakaran mengatasi kobaran api setelah serangan Rusia yang menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di Kharkiv, Ukraina, Sabtu (7/6/2025). (f:apnews/mistar)

Jalan Diplomasi Masih Buntu

Upaya diplomatik internasional, termasuk yang dipimpin oleh Amerika Serikat, belum menunjukkan kemajuan berarti.

Meskipun telah terjadi dua kali pembicaraan langsung antara Ukraina dan Rusia, masing-masing pihak masih bersikeras pada tuntutan masing-masing.

Ukraina mengusulkan gencatan senjata 30 hari tanpa syarat dan pertemuan langsung antara Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Vladimir Putin. Namun, Kremlin menolak tawaran tersebut.

Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Putin telah memberitahunya mengenai serangan drone Ukraina terhadap pangkalan udara Rusia.

Dalam pernyataannya, Trump mengatakan mungkin lebih baik "membiarkan Ukraina dan Rusia bertempur terlebih dahulu" sebelum mendorong kesepakatan damai—pernyataan yang menimbulkan kontroversi karena tampaknya bertentangan dengan sikap damainya sebelumnya. (*)

REPORTER: