Thursday, August 21, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Inggris Jatuhkan Sanksi Baru pada Jaringan Pendukung Iran

journalist-avatar-top
Kamis, 21 Agustus 2025 20.47
inggris_jatuhkan_sanksi_baru_pada_jaringan_pendukung_iran

Ilustrasi, Inggris Jatuhkan Sanksi Baru pada Jaringan Pendukung Iran. (foto:ai/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Inggris resmi menjatuhkan sanksi terhadap satu individu dan empat entitas pada Kamis (21/8/2025) di bawah sanksi rezim Iran. Langkah ini diambil karena pihak-pihak tersebut diduga terlibat dalam jaringan yang mendukung aktivitas di luar negeri Teheran, termasuk aksi destabilisasi di Ukraina dan Israel.

Sanksinya mencakup pembekuan aset terhadap raja minyak Iran, Mohammad Hossein Shamkhani , serta empat perusahaan yang bergerak di sektor pengiriman, petrokimia, dan keuangan.

“Teheran bergantung pada pendapatan dari jaringan perdagangan semacam itu untuk memuat kegiatan destabilisasi, termasuk dukungan terhadap kelompok proksi dan ancaman di tanah Inggris,” ungkap pernyataan Kementerian Luar Negeri Inggris, dilansir Reuters.

Menteri Timur Tengah Inggris, Hamish Falconer , menegaskan, “Hari ini, Inggris mengumumkan sanksi terhadap mereka yang beroperasi atas nama Iran, memicu upayanya untuk merusak stabilitas di Timur Tengah dan keamanan global.”

Kedutaan Besar Iran di London belum memberikan tanggapan atas langkah ini.

Sebelumnya, Amerika Serikat juga telah menjatuhkan sanksi terhadap Shamkhani pada bulan Juli lalu. Washington menuduhnya mengendalikan jaringan kapal kontainer dan tanker melalui perantara kompleks untuk menjual minyak Iran, minyak Rusia, serta komoditas lain di pasar global. Uni Eropa juga memasukkan Shamkhani ke dalam daftar sanksi pada bulan yang sama.

Parlemen Inggris dalam laporan terbarunya diberitahu bahwa Iran menimbulkan ancaman serius meskipun skalanya belum sebesar Rusia atau China. Ancaman tersebut meliputi serangan fisik, potensi pembunuhan terhadap pembangkang dan komunitas Yahudi, spionase, operasi siber ofensif, hingga upaya pengembangan senjata nuklir.

Iran membantah tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai “klaim bermotivasi politik, tidak berdasar, dan bertentangan.”

REPORTER: