Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali: Kronologi Lengkap dan Upaya Penyelamatan

Ilustrasi, Tragedi kapal tenggelam. (foto:ai/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Kabar duka datang dari perairan Selat Bali, di mana Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam pada Rabu (2/7/2025) malam.
Insiden tersebut terjadi hanya beberapa menit setelah kapal mengirimkan sinyal darurat akibat kerusakan mesin. Hingga kini, puluhan penumpang masih belum ditemukan.
Kronologi Kejadian
- Keberangkatan dan Manifest Penumpang
KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, pada Rabu (2/7/2025) pukul 22.56 WIB.
Berdasarkan manifest sementara, kapal mengangkut 53 penumpang dan 12 kru, total 65 orang di atas kapal.
- Kebocoran Mesin dan Sinyal Darurat
Sekitar pukul 23.20 WIB, petugas pelabuhan menerima sinyal distress dari kapal.
Saat itu, awak kapal melaporkan adanya kebocoran pada mesin, yang membuat kapal kehilangan kendali.
- Kapal Terbalik dan Upaya Evakuasi Awal
Pada pukul 23.35 WIB, kapal dilaporkan terbalik dan tenggelam, sebagaimana terlihat oleh petugas jaga Syahbandar di sekitar wilayah tersebut.
Sebanyak empat orang—tiga penumpang dan satu kru bagian mesin (KKM)—berhasil diselamatkan di pesisir Cekik, Bali, dalam kondisi selamat.
Sorotan Utama
- Jumlah Korban dan Proses Pencarian
Dari total 65 orang yang tercatat dalam manifest, hingga Kamis pagi baru empat orang yang berhasil ditemukan selamat. Sisanya masih dalam proses pencarian oleh tim SAR.
- Dugaan Awal Penyebab Tenggelam
Penyebab awal yang diduga adalah kebocoran mesin, yang mengakibatkan kapal kehilangan kemampuan untuk beroperasi. Cuaca buruk dan arus laut yang kuat juga menjadi faktor pemberat.
- Catatan Insiden Sebelumnya
Kawasan Selat Bali dikenal memiliki risiko tinggi. Pada 27 Juni 2025, KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan sempat bersenggolan dengan kapal lain, menandakan bahwa jalur ini rawan kecelakaan laut.
- Respons Tim SAR dan Kendala di Lapangan
Upaya penyelamatan segera dilakukan oleh gabungan tim SAR dari Basarnas, Syahbandar, Kepolisian, dan TNI AL. Namun, operasi terkendala cuaca buruk dan ombak tinggi, dengan gelombang mencapai hingga 2 meter.
Pencarian masih terus berlangsung dengan menggunakan sembilan unit kapal SAR.
- Dampak Sosial dan Respons Keluarga Korban
Puluhan keluarga penumpang memadati Pelabuhan Ketapang, menanti kabar dari orang-orang tercinta.
Banyak dari mereka belum memperoleh informasi pasti mengenai nasib anggota keluarga mereka.
Pihak Kesyahbandaran menyatakan kapal 99,9% telah tenggelam, dan proses pencarian akan terus dilanjutkan.
Analisis Mendalam
- Selat Bali: Jalur Pelayaran Risiko Tinggi
Selat Bali dikenal sebagai wilayah dengan arus laut yang kuat, gelombang tinggi, dan cuaca yang tidak menentu. Pola cuaca ekstrem yang terjadi berulang kali menuntut adanya peningkatan SOP navigasi di wilayah ini.
- Pentingnya Audit Keselamatan Kapal
KMP Tunu Pratama Jaya perlu menjalani audit keselamatan menyeluruh, mencakup perawatan mesin, pengecekan rutin, dan pelatihan evakuasi untuk awak kapal.
- Sistem Peringatan dan Manifest Digital
BMKG dan BPTD disarankan untuk memperkuat sistem peringatan cuaca secara real-time, agar operator kapal dapat segera mengambil langkah mitigasi.
Selain itu, akurasi manifest juga menjadi sorotan—diperlukan sistem digital untuk menghindari misinformasi dalam situasi darurat.
Langkah Selanjutnya
- Operasi SAR intensif untuk menemukan puluhan penumpang yang masih hilang.
- Pemeriksaan teknis oleh Marine Inspector dan pihak Syahbandar untuk mengungkap penyebab pasti kebocoran kapal.
- Evaluasi regulasi muatan dan manifest agar sesuai kapasitas dan diperbarui secara digital.
- Transparansi informasi dari pihak berwenang kepada keluarga korban dan masyarakat umum.
Artikel ini dikurasi dari sumber media terpercaya, seperti kompas, detik dan lainnya, kemudian dirangkum dengan bantuan teknologi Artificial Intelligence (AI). (*)