Friday, June 20, 2025
home_banner_first
HIBURAN

Makna Paes Solo yang Dikenakan Alyssa Daguise di Acara Ngunduh Mantu

journalist-avatar-top
Jumat, 20 Juni 2025 09.05
makna_paes_solo_yang_dikenakan_alyssa_daguise_di_acara_ngunduh_mantu

Prosesi ngunduh mantu Al Ghazali dan Alyssa Daguise yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu malam (19/6/2025). Alyssa tampak anggun mengenakan paes Solo. (f:net/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Tradisi dan keanggunan adat Jawa tampil menawan dalam prosesi ngunduh mantu Al Ghazali dan Alyssa Daguise yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu malam (19/6/2025).

Salah satu sorotan utama dari acara ini adalah penampilan Alyssa Daguise yang mengenakan paes Solo, rias pengantin khas Surakarta yang sarat makna budaya dan filosofi.

Alyssa tampil memukau dalam balutan kebaya kutubaru berbahan beludru hitam dengan bordiran emas yang elegan. Namun, perhatian utama justru tertuju pada riasan wajahnya paes ageng gaya Surakarta yang mencerminkan warisan budaya Jawa yang luhur.

Dilansir dari laman Indonesia.go.id, dalam budaya Jawa, bentuk ini tidak sekadar estetika, melainkan simbol dari keagungan, ketundukan, dan kesiapan memikul tanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga.

Komposisi paes Solo terdiri dari empat unsur utama:

* Gajahan, yang terletak di tengah dahi sebagai simbol kebijaksanaan.

* Pengapit, yang berada di sisi kanan dan kiri sebagai penjaga kehormatan.

* Penitis, sebagai lambang keteguhan hati.

* Godheg, lengkungan di ujung pelipis yang mencerminkan keluwesan dan kelembutan perempuan Jawa.

Penampilan Alyssa makin sempurna dengan hiasan kepala cunduk mentul berupa aksesoris menyerupai mahkota berjumlah ganjil, dalam hal ini sembilan buah. Jumlah ini merujuk pada Wali Songo, sembilan tokoh penyebar Islam di tanah Jawa, sebagai simbol restu dan keberkahan.

Rambutnya disanggul rapi dan dipercantik dengan roncean melati panjang atau tibo dodo, melambai dari kepala hingga dada. Dalam tradisi Jawa, bunga melati melambangkan kesucian dan ketulusan cinta, sementara rangkaian kenanga menandakan harapan akan keharmonisan rumah tangga.

Acara ngunduh mantu ini melibatkan Pengantin Production WO by Dani Mukti, wedding organizer asal Yogyakarta yang menggandeng sesepuh kerabat Kraton Surakarta dan Ibu Heru Tasikwulan, empu rias pengantin Solo, untuk memastikan setiap detail adat terlaksana dengan khidmat dan autentik.

Bersama sesepuh kerabat Kraton Surakarta dan Ibu Heru Tasikwulan empu rias pengantin Surakarta,” tulis pihak WO dalam akun TikTok resminya, sebagaimana diberitakan Kompas. []

REPORTER: