Harga Beras Naik Drastis, IRT di Medan Mengeluh

Seorang pemikul beras di Kota Medan tengah mengangkut karung beras di tengah lonjakan harga pada awal Juli ini. (Foto: Amita/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Kenaikan harga beras yang cukup signifikan belakangan ini mulai dikeluhkan warga, khususnya ibu rumah tangga (IRT) di Kota Medan.
Saat ini, harga beras mencapai Rp500.000 hingga Rp525.000 per 30 kilogram (kg), atau setara Rp16.000 hingga Rp17.500 per kg, dan dinilai semakin memberatkan kebutuhan dapur harian.
Seperti yang diungkapkan Tatik, 63 tahun, IRT yang juga seorang pedagang beras mengeluhkan harga beras yang naik tajam pada awal Juli ini.
"Saya cuma jual satu merk beras saja, yang biasa keluarga saya konsumsi itu yang dijajakan. Menurut saya, beras kualitas bagus harus dibagi dengan yang lain. Tapi belakangan harganya tidak masuk akal, modal 16.500 kita jual 17.000 per kg," katanya kepada Mistar, Senin (7/6/2025).
Dengan tingginya harga beras, ia merasa kasihan dengan masyarakat yang kesulitan membeli beras. Selain itu, banyak juga ibu-ibu yang mengeluh karena harga yang naik.
"Kasihan yang kurang mampu beli beras, mau jual yang kualitas di bawah juga gak tega. Ibu-ibu lain juga mengeluh karena harga beras makin naik setiap hari, saya juga merasa kesulitan. Biar bagaimana juga, beras itu kebutuhan utama," ucapnya.
Terpisah, IRT lainnya, Bella, 30 tahun, juga mengaku kesulitan dengan naiknya harga beras. Hal tersebut dikarenakan, nutrisi yang masuk harus banyak karena masih menyusui anaknya.
"Beras yang lebih murah biasanya kualitasnya jelek, atau biasa saja. Tapi kalau beli yang lebih mahal, keuangan jadi berantakan. Harus dihitung ulang semuanya, beras ini kan utama ya. Apalagi untuk masyarakat Indonesia yang kalau belum makan nasi, berarti belum makan," ujarnya.
Ia sangat berharap harga beras dapat kembali seperti semula, yaitu Rp15.000 per kg atau Rp450.000 per karung dengan isi 30 kg.
"Banyak kok lahan sawah di Sumatera Utara ini, kenapa justru harga beras meningkat? Apa yang salah sebenarnya, saya rasa harus dikaji dan ditelusuri lebih dalam lagi apa yang terjadi," tuturnya. (amita/hm25)