Akademisi: Dampak Serangan AS-Iran Bisa Picu Inflasi Nasional

Inflasi. (f: ist/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Amerika Serikat (AS) resmi melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir utama milik Iran pada Minggu (22/6/2025), yakni di Fordow, Natanz, dan Esfahan.
Menurut Akademisi Universitas Simalungun, Darwin Damanik, serangan akan berdampak terhadap harga kebutuhan pokok secara nasional.
"Serangan AS ke Iran berdampak kepada harga energi, khususnya minyak dan gas di seluruh dunia. Kalau harga minyak sudah naik, sudah pasti berdampak terhadap inflasi global dan nasional. Pada akhirnya harga-harga barang dan jasa akan naik di pasar," ujarnya kepada Mistar, Senin (23/6/2025).
Dampak yang lebih luas, masih kata Darwin, daya beli masyarakat akan tertekan. Padahal, saat ini daya beli masyarakat Indonesia sudah lesu.
"Kita takutkan, kalau perang ini berkepanjangan, maka berdampak buruk bagi keuangan negara melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)," ucapnya.
Beban APBN saat ini akan semakin bertambah. Efisiensi anggaran yang dilakukan tidak berguna atau tidak konsisten, karena kenaikan harga minyak dunia semakin menggerus APBN kita.
“Saat harga minyak dunia naik, ada beban subsidi BBM yang harus ditanggung negara dan juga beban-beban lainnya. Kekhawatiran terjadi resesi dan krisis semakin meningkat di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia," katanya.
Dari sisi harga emas, menurut Darwin, tidak terlalu berdampak dengan adanya eskalasai Amerika ke Iran.
"Global saja berdampak besar terhadap perang ini. Apalagi di daerah. Sudah pasti akan terguncang," tuturnya. (abdi/hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Pasca AS Serang Iran, Harga Emas Antam dan Buyback Stabil