Proyek Pipa Air Minum Rp82 Miliar tak Berfungsi, DPRD Taput Janjikan Ini


Wakil Ketua DPRD Taput, Reguel Samanjuntak.(f:ist/mistar)
Taput, MISTAR.ID
DPRD Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) berjanji memanggil pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Medan terkait proyek pipa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Rp82 miliar yang tidak berfungsi.
"Demi kepentingan rakyat, dalam waktu dekat akan kita lakukan rapat dengar pendapat, dan bahkan memanggil BWS Sumatera II. Kita akan mempertanyakan kenapa SPAM tidak berfungsi," ujar Wakil Ketua DPRD Taput, Reguel SImanjuntak Jumat (14/3/2025).
Anggota dewan dari Fraksi Golkar ini belum menyebutkan kapan memanggil BWS Sumut II, namun ia memastikan pihaknya akan turun mengecek proyek SPAM tersebut. Ia berharap masalah ini segera tuntas, sehingga masyarakat dapat menikmati air bersih.
"Anggaran Rp82 miliar sangat besar, makanya kita kecewa ketikan proyek yang sudah selesai lebih dari satu tahun tetapi tidak bisa dimanfaatkan warga. Persoalan ini tentu layak kita pertanyakan dan harus dipertanggungjawabkan," katanya.
Berita sebelumnya, proyek pipa SPAM senilai Rp82 miliar, yang dikerjakan pada tahun 2021 dan 2023, di Kecamatan Tarutung, Kecamatan Sipoholon, dan Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Taput mengalami kebocoran.
Informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) sepanjang 15 kilometer ini bersumber dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan dikerjakan secara bertahap.
Pada tahap pertama, proyek ini dikerjakan BWS Sumatera II di tahun 2021, dengan pagu anggaran sekitar Rp40 miliar. Kemudian, proyek dilanjutkan pada tahun 2023 dengan anggaran Rp42 miliar, di mana penanganannya dialihkan kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara (Sumut).
Direktur Perumda Mual Natio, Lamtagon Manalu, menjelaskan bahwa setelah proyek dinyatakan siap, IPA Aek Butar ke Reservoir R2 sepanjang 15 kilometer menuju pipa transmisi di Kota Tarutung dan Siatas Barita diuji coba di tahun 2023. Namun, debit air yang seharusnya mencapai 50 liter per detik ternyata hanya menghasilkan 20 liter per detik.
"Masalah ini muncul setelah ditemukan banyak kebocoran pada pipa. Akibatnya, pelayanan air bersih ke sejumlah desa di Kecamatan Sipoholon dan Tarutung tidak berjalan dengan baik," kata Lamtagon. (fernando/hm17)