Kopling-Ta, Cerita Kopi Samosir yang Menyapa Dunia dari Pantai Lumban Manik


Sariaman L Manik pemilik warung kopi Koplingta. (f.:pangihutan/mistar)
Samosir, MISTAR.ID
Aroma kopi segar yang menyeruak dari tepian Pantai Lumban Manik, Desa Lumban Suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, seakan menjadi undangan bagi siapa saja yang melintas. Di sinilah, Coffee Kopling-Ta milik Sariaman L. Manik tumbuh dari mimpi sederhana menjadi destinasi favorit para pecinta kopi, baik lokal maupun mancanegara.
Sariaman, pengusaha kopi lokal yang akrab disapa Sariaman, berbagi kisah kepada wartawan pada Jumat (27/3/2035). Ia mengungkapkan bahwa usaha ini berawal dari keberanian dan keuletan sejak tahun 2019.
Usahanya ini dibuka di tengah tantangan berat, yakni saat pandemi Covid-19 yang membuat pemerintah melakukan lockdown pada awal 2020, sehingga memaksa masyarakat, termasuk dirinya, untuk membatasi aktivitas di luar rumah. Tak ingin pasrah pada keadaan, Sariman pun memberanikan diri mendirikan kios kecil di Pantai Lumban Manik, memanfaatkan lahan seadanya untuk tetap bisa menyeduh dan menjajakan kopi.
"Kala itu, saat virus Corona melanda dunia, saya memulai dengan berjualan kopi keliling menggunakan becak barang sederhana, menyusuri jalanan di sekitar Samosir." ujarnya.
Siapa sangka, dari kios sederhana itu, aroma kopi Kopling-Ta justru makin menggoda. Perlahan namun pasti, racikan kopi yang diracik Sariman mulai diminati, tidak hanya oleh warga sekitar, tetapi juga para pengunjung dari Pangururan dan wilayah lainnya.
"Awalnya saya hanya berharap bisa tetap berjualan, tapi ternyata peminat kopi kami terus bertambah," kenang Sariman dengan senyum hangat. Ia juga menurkan wisatawan manca Negera juga kerap minum kopi di warungnya.
"Kerap juga wisatawan mancanegara minum kopi di warung ini" katanya.
Lantas, mengapa dinamakan Coffee Kopling-Ta? Menurut Sariman, nama ini merupakan singkatan dari "Kopi Keliling Kita," yang menjadi cikal bakal usaha kopinya. Kini, Kopling-Ta tidak hanya dikenal sebagai kedai kopi biasa. Tempat ini menjadi magnet bagi wisatawan yang singgah di Samosir, termasuk turis asing yang sengaja datang hanya untuk menikmati secangkir kopi lokal di pinggir Danau Toba.
Kualitas kopi yang ditawarkan pun beragam. Kopling-Ta menyediakan kopi hasil berbagai proses, seperti Wash Process seharga Rp250.000 per kilogram roastbean, Natural Process Rp350.000 per kilogram, Honey Process Rp400.000 per kilogram, hingga Fermentasi Process yang mencapai Rp450.000 per kilogram. Sementara untuk secangkir kopi siap seduh, pengunjung cukup merogoh kocek antara Rp15.000 hingga Rp25.000.
Tidak hanya soal rasa, yang membuat Kopling-Ta istimewa adalah suasana yang disuguhkan. Lokasinya yang berada tepat di tepi Pantai Lumban Manik memberikan nuansa tenang, sejuk, dan memanjakan mata. Tak jarang, para pengunjung berlama-lama menyeruput kopi sambil menikmati panorama Danau Toba yang membentang luas.
Seiring berjalannya waktu, Sariman tak berhenti berinovasi. Ia kini mengembangkan usahanya dengan membangun homestay sederhana yang dilengkapi dua kamar. Masing-masing kamar berukuran 4 x 5 meter, dilengkapi kamar mandi dalam, dan disewakan dengan harga yang sangat terjangkau, yakni Rp300.000 per malam.
Sariman menyadari bahwa kebutuhan wisatawan tidak hanya soal kopi, tetapi juga kenyamanan menginap. Maka dari itu, homestay miliknya dirancang agar pengunjung bisa merasakan ketenangan dan keramahan khas Samosir.
"Kami ingin tamu merasa seperti di rumah sendiri. Kami melayani mereka dengan hati," ujar Sariman penuh ketulusan.
Menariknya, beberapa wisatawan asing yang pernah singgah bahkan merekomendasikan Coffee Kopling-Ta kepada sesama pelancong. Ini yang membuat kedai kopi sederhana ini pelan-pelan mulai dikenal di luar negeri. Tak jarang, wisatawan datang jauh-jauh hanya demi mencicipi kopi Sariman yang diracik dengan sepenuh hati.
Kini, Coffee Kopling-Ta tidak hanya menjadi tempat ngopi biasa. Lebih dari itu, kedai ini menjadi ruang perjumpaan, tempat berbagi cerita, dan saksi bisu perjalanan sebuah usaha yang lahir dari keterbatasan menjadi kebanggaan. Di sela-sela canda para pengunjung dan gemericik ombak Danau Toba, secangkir kopi Kopling-Ta terasa lebih dari sekadar minuman.
Sebelum membuka usaha kopi, Sariaman berprofesi sebagai Bartender dan telah berkecimpung Kuala lumpur Malaysia. Ia adalah tamatan akademi perhotelan.
Di akhir perbjncanganya dengan wartawan ia menyampaikan pesan, supaya dalam kehidupan jangan menyerah, teruslah berupaya dan berusaha berbuat baik. Karena hanya kebaikan lah sejarah yang patut kita tinggalkan kegenerasi mendatang. (pangihutan sinaga/hm17))
PREVIOUS ARTICLE
Mobil Dinas PUTR Samosir Ditahan Polisi karena Tidak Bayar Pajak