Krisis Air Ancam Sawah di Hutabayu Raja, Petani Terancam Gagal Panen


Kondisi hamparan sawah yang terdampak kekeringan di Kecamatan Hutabayu Raja, Simalungun akibat irigasi rusak. (f: ist/mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Ratusan petani di Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun, menghadapi ancaman gagal panen setelah saluran irigasi yang mengairi sawah mereka rusak akibat banjir pada minggu ketiga Februari lalu.
Perbaikan yang sempat dilakukan warga belum maksimal, membuat sekitar 500 hektar sawah di Kelurahan Hutabayu serta Nagori Silakkidir dan Nagori Raja Maligas bergantung pada air hujan.
Camat Hutabayu Raja, Ferry Risdonni Sinaga, mengatakan bahwa upaya gotong royong yang dilakukan masyarakat hanya mampu memberikan solusi sementara. Pemerintah kecamatan juga telah menyurati pihak terkait, agar melakukan perbaikan permanen.
"Kami sudah berupaya menyampaikan permasalahan ini ke instansi terkait. Masyarakat juga sudah bergotong royong, tetapi perbaikannya belum cukup untuk mengalirkan air ke sawah secara normal," ujar pria yang akrab disapa Doni ini saat dihubungi Mistar, Selasa (25/3/2025).
Saat ini petani hanya bisa berharap hujan terus turun agar tanaman padi mereka tetap bertahan. Namun, jika dalam dua minggu ke depan hujan tidak turun, mereka terancam gagal panen total.
Salah satu petani di Nagori Silakkidir, Purba, mengaku pasrah dengan kondisi ini. Menurutnya, sawahnya yang sudah ditanami padi sejak awal tahun mulai menunjukkan tanda-tanda kekurangan air.
"Kalau irigasi tidak segera diperbaiki, bisa habis semua. Sekarang bergantung pada air hujan, tapi kalau cuaca berubah, kami tidak tahu harus bagaimana," kata Purba.
Kondisi ini juga dikhawatirkan berdampak pada harga beras di wilayah Simalungun. Jika ratusan hektar sawah gagal panen, produksi beras dari daerah ini bisa menurun, berpotensi memicu kenaikan harga di pasaran. Para petani berharap pemerintah segera turun tangan sebelum sawah mereka benar-benar mengalami puso. (indra/hm24)