Keberlanjutan Pembangunan Pasar Horas: Wali Kota Siantar Terpilih Harus Bisa Tarik Investor


Deretan pedagang gedung 4 Pasar Horas Pematangsiantar yang berjualan di bawah tenda mengundang kemacetan arus lalulintas. (f: dok/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Pengamat Anggaran dan Kebijakan Publik Sumut, Rafriandi Nasution mengatakan Wali Kota Pematangsiantar terpilih untuk tidak menjaga jarak dengan pasar. Tujuannya agar mudah membangun dan mengembangkan pola kreativitas dan inovasi dari masyarakatnya sendiri serta para investor.
"Karena itu, wali kota yang baru nantinya jangan menjadi sosok penguasa sulit disentuh. Langkah pidato awal di hadapan DPRD Pematangsiantar yakni mengajak penanam modal untuk mau membangun pasar tradisional modern yang bisa sekaligus menjual kebutuhan pokok masyarakat," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (19/2/25).
Selain kebutuhan pokok, keberlanjutan pembangunan Pasar Horas Pematangsiantar juga boleh menyediakan tempat-tempat sekadar masyarakat untuk bersantai. "Jika ada yang bisa dikerjasamakan, Pemerintah Kota (Pemko) memberi kemudahan perizinan, pajak dan lainnya yang disepakati bersama," ucapnya.
"Seperti perjanjian build operate transfer (BOT) maupun dalam bentuk win-win solution," tambah Rafriandi.
Baca Juga: Anggota DPRD Pematangsiantar Optimis Pemerintahan Wesly-Herlina Mampu Tuntaskan Masalah Pasar Horas
Menurutnya, sebagai figur publik yang terpilih selaras dengan salah asta cita Presiden Prabowo yakni peningkatan lapangan kerja yang berkualitas. Roda perekonomian masyarakat berputar, daya beli bertumbuh, serta wisatawan yang berkunjung betah berlama-lama di Sapangambei Manoktok Hitei sebelum berkunjung ke kawasan Danau Toba.
Dosen salah satu Universitas Kota Medan itu menuturkan, di tengah efisiensi anggaran Inpres 1/2025 bukan berarti 'kiamat' membangun daerah. Peluang pemko dapat meminta kewenangan dari pusat untuk mempromosikan gagasan Pematangsiantar menjadi kota yang menarik, indah serta mempesona.
"Multiplier effect harus dapat diciptakan. Dengan adanya investasi baik itu dilakukan pemerintah dan atau kerja sama dengan swasta juga akan memberikan dampak pengganda yang sangat besar bagi peningkatan pendapatan dan konsumsi masyarakat maupun penyerapan tenaga kerja," tuturnya. (jonatan/hm24)