Monday, January 13, 2025
logo-mistar
Union
KESEHATAN

Jaga Tumbuh Kembang Anak, Cegah Cacingan Jadi Fokus Utama

journalist-avatar-top
By
Sunday, December 22, 2024 15:18
0
jaga_tumbuh_kembang_anak_cegah_cacingan_jadi_fokus_utama

Jaga Tumbuh Kembang Anak Cegah Cacingan Jadi Fokus Utama

Indocafe

Medan, MISTAR.ID

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular, Sumatera Utara (Sumut) merupakan provinsi dengan tingkat cacingan tertinggi di Indonesia, menduduki peringkat ketiga setelah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sumatera Barat (Sumbar).

Dalam hal ini, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU)melakukan pencegahan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat dan sekolah-sekolah, salah satunya SD Arafah Pesantren Darul Arafah Raya.

Ketua Pelaksana Program dr. Irma Sepala Sari Siregar, MKT, menyampaikan bahwa cacingan memiliki potensi terjadi stunting akibat gizi buruk jika tidak ditangani dengan cepat.

Baca juga: WHO Sebut Indonesia Hadapi Penyakit Menular Tropis yang Tinggi

“Untuk itu kami memberikan edukasi kepada setiap orang tua dan siswa melalui pola hidup sehat,” katanya, Minggu (22/12/24).

Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan menjadi sorotan utama dalam memutuskan mata rantai cacingan pada anak-anak.

“Pencegahan ini kami awali dengan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah dengan melihat lingkungannya, ruang belajar, tempat bermain, cuci tangan dan lainnya. Selain itu kami juga memberikan edukasi tentang bahaya, penularan dan pencegahan terhadap siswa,” jelasnya.

Lanjut dr. Irma menjelaskan kepada para siswa dan guru untuk mengumpulkan sampel berupa tinja yang nantinya akan dicek dalam laboratorium Parasitologi FK USU.

Baca juga: Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut Sebut Ketersedian dan Kesehatan Hewan Ternak Aman

“Jika hasilnya positif maka akan ditangani lebih lanjut. Pemeriksaan ini penting untuk memastikan siswa terbebas dari infeksi cacing yang dapat mengganggu tumbuh kembang mereka,” ungkapnya.

Dalam program ini, dr. Irma menuturkan beberapa kesulitan yang dirasakan seperti mendapatkan izin dari orang tua siswa untuk pengumpulan sampel tinja.

“Yang menjadi kendala utama kami karena sebagian orang tua masih merasa ragu, meskipun kami sudah memberikan penjelasan. Kami berharap di masa depan, dukungan dari orang tua lebih besar sehingga pemeriksaan dapat dilakukan secara menyeluruh,” ujarnya. (dinda/hm20)

journalist-avatar-bottomRedaktur Elfa Harahap