OKI Tolak Mentah-mentah Usul Trump 'Usir' Warga Gaza dari Palestina
OKI menolak ide Trump memindahkan warga Gaza ke negara lain seperti Mesir hingga Indonesia karena melanggar hukum internasional dan resolusi PBB. (f: reuters/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan tegas menolak usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berencana memindahkan warga Palestina dari Gaza.
OKI juga kembali menyerukan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, pengiriman bantuan kemanusiaan yang memadai ke seluruh wilayah Gaza, serta penyediaan bantuan untuk para pengungsi agar dapat kembali ke rumah mereka.
"Rencana ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan," kata OKI dalam sebuah pernyataan dikutip dari Anadolu, pada Selasa (28/1/25).
Organisasi ini menekankan pentingnya pemerintah Palestina untuk menjaga persatuan wilayahnya, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.
OKI juga menyerukan pelaksanaan program bantuan darurat, pemulihan ekonomi, dan rekonstruksi untuk warga Palestina, serta menegaskan kembali dukungan mereka yang tak tergoyahkan terhadap hak rakyat Palestina atas tanah dan tempat-tempat suci mereka.
Selain itu, OKI mengajak masyarakat internasional untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan solusi dua negara untuk mengakhiri pendudukan Israel atas wilayah Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun.
Usulan Trump mengenai pemindahan warga Palestina dari Gaza muncul seminggu setelah gencatan senjata antara Hamas dan Israel pada 19 Januari 2025.
Trump mengusulkan untuk memindahkan lebih dari satu juta warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara lain, termasuk Yordania, Mesir, hingga Indonesia.
Dalam pernyataan yang disampaikan di pesawat Air Force One, Trump mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan Raja Abdullah II dari Yordania mengenai kemungkinan menerima lebih banyak pengungsi Palestina.
"Saya berkata kepada Raja Abdullah bahwa saya ingin Anda menampung lebih banyak (pengungsi), karena saya melihat situasi di Jalur Gaza sekarang sangat berantakan," kata Trump.
Trump juga menyebutkan bahwa ia akan berdiskusi dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi untuk membahas kemungkinan Mesir menampung warga Gaza. "Kita berbicara tentang satu setengah juta orang, dan saya pikir kita bisa membersihkan semuanya," ujarnya.
Trump menambahkan bahwa dirinya ingin melibatkan negara-negara Arab untuk membangun perumahan bagi warga Palestina di tempat lain. Menurutnya, relokasi ini dapat membantu warga Gaza hidup dalam damai.
"Mungkin perumahan itu bersifat sementara, atau mungkin bisa menjadi jangka panjang. Tapi melihat kondisi Gaza sekarang, di mana hampir semuanya hancur dan banyak orang meninggal, saya pikir sesuatu harus dilakukan," tambah Trump.
Sebelumnya, Trump dikabarkan berencana untuk memindahkan sebagian dari dua juta warga Gaza, Palestina, ke Indonesia. Pejabat transisi Trump menyebutkan bahwa rencana itu merupakan bagian dari usulan rekonstruksi Gaza setelah agresi Israel berakhir.
Namun, rencana tersebut masih belum jelas, termasuk apakah warga Gaza bersedia dipindahkan dan negara-negara yang akan menerima mereka.
Jalur Gaza sendiri hancur akibat agresi Israel sejak Oktober 2023. Selama operasi, Israel menghancurkan rumah-rumah warga, fasilitas kesehatan, tempat ibadah, dan sekolah-sekolah. (mtr/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Terlibat Curanmor di Air Putih, Residivis Ini Kembali Masuk Bui