Lebih 100 Ribu Warga Israel Demo, Protes Serangan Militer ke Gaza


Lebih 100 Ribu warga Israel turun ke jalan-jalan memprotes serangan militer ke Gaza (f:ist/mistar)
Israel, MISTAR.ID
Gelombang protes besar-besaran melanda Israel pada Sabtu (22/3/2025) malam. Lebih dari 100.000 warga turun ke jalan di berbagai kota untuk menentang serangan militer ke Jalur Gaza.
Aksi demonstrasi ini mencerminkan meningkatnya kemarahan publik terhadap kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang dinilai semakin otoriter dan membahayakan situasi di Palestina.
Protes terbesar terjadi di Habima Square, Tel Aviv, di mana puluhan ribu orang berkumpul, memenuhi alun-alun hingga meluber ke jalan-jalan sekitar. The Times of Israel melaporkan bahwa jumlah peserta meningkat drastis dibandingkan unjuk rasa sebelumnya, yang hanya mengisi setengah alun-alun.
Baca Juga: Warga Gaza Mulai Diusir ke Negara Ketiga
Amarah warga tak hanya dipicu oleh serangan militer ke Gaza, tetapi juga oleh langkah kontroversial Netanyahu yang berusaha memecat kepala badan intelijen Shin Bet, Ronen Bar, serta Jaksa Agung Gali Baharav-Miara. Publik menilai tindakan ini sebagai upaya Netanyahu untuk mempertahankan kekuasaannya dengan menyingkirkan pihak-pihak yang menentangnya.
Di antara ribuan demonstran, tampak tokoh oposisi Yair Lapid dan Yair Golan, yang turut mengkritik kebijakan Netanyahu. Mereka menyebut sang perdana menteri semakin otoriter dan berisiko memicu perpecahan internal di Israel.
"Pemerintah melakukan segala cara untuk memulai perang saudara di sini. Netanyahu secara terbuka mendorongnya," tegas Lapid.
Di lokasi lain, Hostages Square, demonstrasi dipimpin oleh Forum Sandera dan Keluarga Hilang, yang mengecam serangan Israel ke Gaza karena dinilai memperburuk situasi para sandera yang masih ditahan di wilayah tersebut.
Mereka khawatir bahwa serangan lanjutan akan membahayakan sandera yang masih hidup dan membuat jenazah yang sudah tewas semakin sulit ditemukan.
"Pertarungan mestinya terjadi hanya di ruang negosiasi, agar seluruh sandera dapat segera kembali," demikian pernyataan resmi forum tersebut.
Dengan semakin meningkatnya tekanan dari publik dan oposisi, posisi Netanyahu kini kian terpojok. Seruan untuk menghentikan serangan ke Gaza dan mengutamakan diplomasi semakin menggema di berbagai sudut Israel.
Namun, apakah protes ini cukup untuk mengubah kebijakan pemerintah atau justru memicu krisis politik yang lebih dalam? Semua mata kini tertuju pada langkah selanjutnya dari Netanyahu. (cnn/hm17)