Saturday, March 29, 2025
home_banner_first
SUMUT

Penjelasan BBWS Sumatera II Terkait Naiknya Permukaan Air Danau Toba

journalist-avatar-top
Rabu, 26 Maret 2025 16.11
penjelasan_bbws_sumatera_ii_terkait_naiknya_permukaan_air_danau_toba

Cafe dan Restoran Purnama di Balige tergenang air danau. (f: nimrot/mistar)

news_banner

Toba, MISTAR.ID

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) menjawab keresahan masyarakat terkait naiknya air Danau Toba hingga mencapai 2,5 meter hingga merendam fasilitas pemerintah dan usaha masyarakat di Kabupaten Toba yang didirikan di tepi danau.

"BBWS Sumatera II akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengawasi pemanfaatan sempadan dan memastikan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, agar pemanfaatan kawasan tetap selaras dengan kelestarian lingkungan dan kepentingan masyarakat," kata Kabid Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air BBWS Sumatera II, Ali Cahyadi Ahmad, Rabu (26/3/2025).

Diterangkannya, BBWS Sumatera II berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR berdasarkan PERMEN PUPR Nomor 20/PRT/M/2016, dan berfungsi sebagai pelaksana pengelolaan sumber daya air yang berada wilayah, Sumatera utara yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi dan pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak.

"Danau Toba terletak di Provinsi Sumatra Utara memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 3.789,07 km2 dan terdapat 153 anak sungai yang bermuara ke Danau Toba," katanya.

Dimana, ketinggian permukaan air Danau Toba kembali naik mendekati 905 meter di atas permukaan laut (mdpl). Berdasarkan data BMKG Wilayah I Medan, peningkatan ini dipengaruhi oleh curah hujan tinggi yang berlangsung sejak Oktober 2024 hingga Februari 2025.

"Fluktuasi permukaan air Danau Toba merupakan fenomena alami yang terjadi secara berkala, dipengaruhi oleh pola cuaca dan curah hujan," tuturnya.

Disebutkannya, elevasi terendah Danau Toba adalah 902,4 meter di atas permukaan laut, sedangkan dalam periode 2004–2005, 2008–2009, dan 2013–2014, tercatat permukaan air juga sempat mencapai lebih dari 905 mdpl sebelum kembali surut.

Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 28/PRT/M/2015 tentang, Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau menjelaskan bahwa muka air tertinggi yang pernah terjadi menjadi batas badan danau dimana badan danau merupakan ruang yang yang berfungsi sebagai wadah air.

"Sementara berdasarkan Keputusan Menteri PUPR No. 1695/KPTS/M/2022 tentang penetapan garis sempadan Danau Toba pada Wilayah Sungai Toba-Asahan menjelaskan bahwa muka air tertinggi yang pernah terjadi pada elevasi +905 meter," katanya

Sebagai kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), Danau Toba terus berkembang dengan berbagai aktivitas usaha di sekitarnya. Namun, dengan naiknya permukaan air, beberapa pembangunan yang dilakukan di saat air surut kini terdampak.

Berdasarkan Peraturan Presiden No 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya disebutkan bahwa kawasan di sekitar danau merupakan kawasan perlindungan setempat ditetapkan dengan tujuan untuk melindungi Danau Toba dari kegiatan budi daya yang dapat mengganggu kelestarian fungsinya.

Demi menjaga keseimbangan lingkungan dan pemanfaatan ruang yang tertib, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera II telah melakukan sosialisasi terkait sempadan Danau Toba sejak Oktober 2023.

"Penetapan sempadan ini diatur dalam Keputusan Menteri PUPR No. 1695/KPTS/M 2022, yang menetapkan jarak sempadan minimal 50 meter dari muka air tertinggi untuk melindungi ekosistem dan fasilitas publik," ucap Ali. (nimrot/hm24)

REPORTER: