Tarif Spotify Naik Dampak PPN 12 Persen, Begini Tanggapan Pengguna dan Pemusik
Tarif Spotify Naik Dampak Ppn 12 Persen Begini Tanggapan Pengguna Dan Pemusik
Mulai 1 Januari 2025, pemerintah akan menerapkan tarif baru Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen. Kenaikan tarif ini juga akan berdampak pada layanan hiburan online Spotify.
Harga berlangganan layanan streaming itu diperkirakan akan naik mulai Rp500 hingga Rp2.000, tergantung pada paket yang digunakan pelanggan.
Saat 2024, pelanggan Paket Individual harus membayar Rp54.990 untuk berlangganan 2 bulan (selanjutnya Rp54.990/bulan). Untuk tahun 2025, harga tersebut akan menjadi Rp61.588 untuk dua bulan pertama, dan berikutnya membayar Rp61.588 per bulan.
Wawan (19), seorang mahasiswa penikmat aplikasi Spotify, mengaku pasrah akan kenaikan tarif tersebut.
“Mau gimana lagi, saya ini penikmat musik. Kalau menikmatinya lebih nyaman di Spotify ketimbang aplikasi lain,” ungkapnya saat ditemui di Jalan Bilal, Medan Timur, Selasa (17/12/24).
Menurutnya, kenaikan tarif berlangganan tersebut menjadi catatan pengeluaran bagi keuangannya.
“Kalau satu bulan aja harus ngeluari Rp61.500 untuk spotify, saya harus persiapkan berarti setiap akhir bulan untuk bayar itu,” lanjutnya.
Bagi wawan, kenaikan yang nilainya masih relatif kecil tersebut akan menjadi permasalahan bagi keuangannya.
“Sebanding dengan yang saya nikmati. Karena selain dengar lagu, saya juga kebanyakan dengar podcast, dan Spotify ini bisa menjadi rekan maupun teman di kala sunyi,” tuturnya.
Terpisah, Zambol (25), salah seorang rapper yang karya musiknya sudah dipublikasi di Spotify, menilai hal itu akan berdampak positif bagi dirinya.
“Kalau harga berlangganannya naik, berarti tingkat pendapatan saya ada kemungkinan naik,” katanya, saat dihubungi melalui seluler, Selasa (17/12/24).
Menurut Zambol, kenaikan harga berlangganan aplikasi Spotify sebagai hal yang wajar akibat dampak dari naiknya PPN.
“Hal yang wajar itu. Kalau PPN naik, pasti semua naik. Kalaupun harga berlangganan Spotify naik, sebenarnya kembali kepada pengguna, apakah mau dibayar atau tidak paket premium berlangganannya,” ucapnya. (ari/hm17)
PREVIOUS ARTICLE
Sampai Akhir Januari 2025, Stok Pangan di Sumut AmanNEXT ARTICLE
Jokowi Dinilai Bakal Sulit Diterima Parpol Lain