Ini Tanggapan Pengamat Tentang Utang Indonesia Naik 1,22 Persen


Ilustrasi. (f:ist/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan utang Indonesia yang mengalami kenaikan 1,22 persen menjadi sebesar Rp 8.909,14 triliun per Januari 2025, dikatakannya tidak sepenuhnya menjadi kabar buruk.
Menurutnya, angka yang cukup besar tersebut, masih jauh dari ambang batas rasio yang aman terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 60 persen.
"Utang Indonesia saat ini rasionya berada di 39,6 persen terhadap PDB, sebenarnya pemerintah masih punya peluang menambah porsi utangnya," kata kepada Mistar melalui pesan teks, Rabu (12/4/2025).
Meskipun begitu, lanjut Gunawan, utang bisa menjadi masalah besar di saat tidak mampu menghasilkan uang untuk memenuhi pembayaran bunga dan cicilan pokok.
"Yang harus diwaspadai, porsi utang luar negeri dalam satuan mata uang asing mengalami peningkatan. Karena ketika meningkat, maka terjadi pelemahan kinerja ekspor," ucapnya.
Hal tersebut, sambungnya, dapat menimbulkan potensi macet dan tidak terbayar menjadi besar. Kondisi tersebut berpeluang memicu guncangan pada ekonomi nasional.
"Ketika kita tidak mampu membayar kewajiban jatuh tempo, maka kredibilitas di mata internasional akan memudar. Kemudian berpeluang kehilangan kepercayaan investor, inflasi lonjakan harga pangan, hingga krisis ekonomi," ujarnya.
Berbeda jika utang rupiah mendominasi, pengelolaan akan lebih mudah. Tapi tidak berarti dapat dilakukan secara serampangan dan tidak hati-hati.
"Saat kontribusi utang terhadap perekonomian tidak mampu menjadi akselerasi pertumbuhan, tidak bisa menghasilkan keuntungan, atau utang berada di ambang batas tidak aman, maka akan berpeluang mengalami krisis," tuturnya.
Gunawan mengatakan, sejauh ini utang Indonesia belum menjadi ancaman serius bagi bangsa.
"Tapi perlu diwaspadai juga resesi di negara lain, bisa saja mendorong peningkatan risiko ketidakstabilan ekonomi nasional," katanya. (amita/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional Toba Stabil