Beri Berbagai Dampak, Bisnis UMKM jadi Tulang Punggung Ekonomi Sumut
beri berbagai dampak bisnis umkm jadi tulang punggung ekonomi sumut
Medan, MISTAR.ID
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memberikan berbagai dampak bagi pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara (Sumut), layaknya tulang punggung perekonomian.
Hal ini disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Ritha F Dalimunthe dalam acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 yang diselenggarakan di 10 kota besar salah satunya Medan, Selasa (10/12/24).
Dalam paparannya, Ritha menjelaskan bahwa UMKM merupakan tulang punggung ekonomi, terutama di daerah, karena berperan besar dalam stabilitas dan inklusivitas ekonomi lokal.
“UMKM menyumbang 61,07 persen dari PDB Nasional. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia juga meliputi kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi,” jelasnya.
Baca Juga : Lewat Ekonomi Outlook, BI Perkirakan Perekonomian Sumut Tetap Tumbuh Tinggi
Selain itu, sebanyak 99 persen pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM. Sehingga berperan dalam mendorong pemerataan ekonomi di daerah dengan menciptakan pusat-pusat ekonomi baru di luar kota besar.
“UMKM sering kali menjadi sumber inovasi dan kreativitas yang memperkuat daya saing ekonomi nasional di pasar global,” ucapnya.
Jika dilihat secara umum UMKM di Indonesia, Ritha menjelaskan bahwa menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria usaha mikro, kecil dan menengah dengan kriteria.
“Kriteria ini seperti memiliki usaha mikro yang hasil penjualan tahunannya paling banyak Rp2.000.000.000. Sementara Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.000.000.000 sampai Rp15.000.000.000 dan usaha menengah Rp15.000.000.000 sampai Rp50.000.000.000,” paparnya.
Baca Juga : Bank Indonesia Pastikan Judi Online Turunkan Pertumbuhan Ekonomi
Dari total unit UMKM tersebut, lebih dari 66 juta usaha dengan sektor dominan perdagangan 40 persen, makanan dan minuman 20 persen serta agrikultur 15 persen. “Kinerja UMKM di Indonesia secara umum meningkat setiap tahunnya. Walaupun bertumbuh, masih banyak permasalahan dan kendala yang sering dialami UMKM,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan Bisnis Indonesia, Irsad menjelaskan tujuan diadakannya economic outlook tersebut agar membuka cakrawala bagi pemerintah maupun pengusaha sehingga insight dan proyeksi ekonomi 2025 dapat tercapai.
“Dengan acara ini kita berharap dapat membantu merencanakan bisnisnya ke depan, sehingga mereka mau tumbuh secara optimis dan lebih tinggi,” katanya. (dinda/hm24)