Saturday, April 26, 2025
home_banner_first
EDUKASI

Lulus SNBP di Kedokteran, Siti Aisyah Ingin Anak-anak dapat Penanganan Lebih Cepat

journalist-avatar-top
Kamis, 10 April 2025 12.03
lulus_snbp_di_kedokteran_siti_aisyah_ingin_anakanak_dapat_penanganan_lebih_cepat

Siti Aisyah Silalahi, siswi MAN 2 Model Medan. (f: ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Siti Aisyah Silalahi, siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Medan tak bisa membendung air matanya saat mengetahui dirinya lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Siswi berusia 17 tahun ini berhasil mewujudkan impian masa kecilnya, menjadi seorang dokter. Ia mengaku awalnya tidak berharap banyak pada jalur SNBP, karena persaingan yang begitu ketat.

Cita-cita menjadi dokter telah tumbuh sejak ia masih kecil. Sejak kecil, Siti kerap mengalami sakit step (kejang demam) sampai ia duduk di kelas V SD. Pengalaman itulah yang memupuk keinginannya untuk menjadi dokter, bahkan bercita-cita mengambil spesialis anak.

“Tujuan saya biar anak-anak bisa lebih sehat dan mendapat penanganan lebih cepat dan tepat. Saya ingin membantu agar mereka tidak merasakan sakit seperti yang saya alami dulu,” katanya kepada Mistar, Rabu (9/4/2025).

Siti adalah anak tunggal dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang wiraswasta dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Lulus di jalur SNBP tentu menjadi kabar bahagia sekaligus kelegaan besar bagi keluarganya.

“Alhamdulillah, orang tua sangat senang dan bersyukur. Karena saya bukan dari keluarga berada, apalagi masuk kedokteran yang jurusannya banyak mengeluarkan uang. Jadi dengan lulusnya di SNBP ini, orang tua saya merasa diringankan dalam membiayai perkuliahan saya,” ungkap siswa asal Medan Denai itu.

Untuk menjaga prestasi, Siti mengaku selalu berusaha mempertahankan nilai di semua mata pelajaran. Ia bahkan rutin mengulang pelajaran di rumah dan mengikuti bimbingan belajar untuk persiapan Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT). Namun, ia juga mengakui bahwa proses itu tak selalu mulus.

“Kendalanya itu kadang minat belajar saya naik turun, jadi agak susah mempertahankan nilai,” ucapnya.

Saat rasa jenuh datang, semangatnya kembali saat melihat wajah ibunya. “Penyemangat saya itu ibu yang ingin anaknya sukses dan menggapai cita-cita,” katanya.

Meski hanya sempat masuk 10 besar peringkat sekolah pada semester 1 dan 2, nilai-nilai Siti tetap stabil bahkan mengalami peningkatan.

“Ada satu dua yang turun, tapi selebihnya aman,” ucapnya.

Bagi teman-temannya yang belum berhasil di jalur SNBP, Siti berpesan agar tidak berkecil hati dan optimis mengikuti jalur seleksi lainnya. “Jangan lupa juga buat berdoa dan meminta terus sama Allah, dan jangan berprasangka buruk sama Allah, karena Allah itu terlalu baik untuk dicurigai segala takdir-Nya,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan adik-adik kelasnya untuk terus mempertahankan bahkan meningkatkan nilai sejak dini, sambil tetap mempersiapkan diri untuk kemungkinan lainnya seperti jalur SNBT.

Ke depan, Siti berencana mendaftar beasiswa demi meringankan beban orang tuanya.

“Jika takdir mengizinkan, saya ingin melanjutkan sampai pendidikan spesialis anak nantinya. Namun kalau hanya menjadi dokter umum saja pun, saya sudah bersyukur. Yang penting saya bisa berguna dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya. (susan/hm24)

REPORTER:

RELATED ARTICLES