Home Industry Camilan di Simalungun Bisa Raih Jutaan Rupiah per Pekan
Home Industry Camilan Di Simalungun Bisa Raih Jutaan Rupiah Per Pekan
Simalungun, MISTAR.ID
Berangkat dari inisiatif sederhana, usaha ‘Cemilan Santuy’ di Rintis 7, Jalan Besar Tanah Jawa, Desa Balimbingan, Kecamatan Tanah Jawa, Simalungun, kini menjadi salah satu produsen camilan yang diminati.
Usaha yang dimulai sejak 2014 silam, saat ini dikelola oleh Susan (40). Ia mengambil alih pengelolaan sejak 3 tahun lalu dari sang adik.
“Adik saya yang memulai. Saya sebelumnya hanya membantu membuat produknya. Setelah tujuh tahun karena kesibukannya, dia menyerahkan usaha ini kepada saya,” ujar Susan lewat sambungan seluler, Sabtu (30/11/24).
Baca juga:Belum Terima Gaji Satu Bulan, Pekerja Home Industri Frozen Diminta Uang Jaminan saat Masuk Kerja
Awalnya, kata Susan, mereka memasarkan camilan ini dengan menawarkan ke orang-orang terdekat serta beberapa toko atau warung apakah bersedia dititipkan produk ini. Lewat promosi dari mulut ke mulut, usaha ini perlahan mulai berkembang.
Kini, Susan bersama dua pekerjanya menghabiskan 8 kilogram tepung untuk memproduksi kue bawang setiap hari. Semuanya itu untuk memenuhi pesanan para pembeli, terutama reseller dan toko-toko tempat mereka menitipkan produk.
“Biasanya setiap dua minggu sekali kami mengisi ulang stok di toko-toko dan seminggu sekali di warung-warung. Produk kami tersedia dalam berbagai kemasan, mulai dari Rp1.000, Rp5.000, hingga Rp10.000, dan sekilo Rp60.000 untuk kue bawang,” jelas Susan.
Baca juga:Usaha Rumahan Mampu Tembus Pasar Swalayan Siantar hingga Luar Daerah
Selain kue bawang, Susan juga menawarkan keripik ubi (varian original dan sambal), keripik pisang serta peyek.
Namun, produk selain kue bawang hanya dibuat sesuai pesanan. Untuk keripik ubi, Susan membeli yang sudah jadi sekitar 20 kilogram per minggu.
Produk ini kemudian dibagi menjadi dua bagian. Ubi putih (varian original) langsung dikemas ke dalam plastik. Sedangkan sebagian lainnya diaduk dengan sambal buatan Susan untuk varian pedas.
Khusus keripik pisang, Susan hanya memproduksinya saat bahan bakunya, pisang kepok kuning tersedia.
Dalam sepekan, usaha ini mampu menghasilkan omzet sekitar Rp2,5 juta. “Permintaan biasanya meningkat saat momen Lebaran,” beber Susan.
Proses pembuatan kue bawang sendiri masih dilakukan secara manual, mulai dari mengadon, mencetak, hingga menggoreng. Meski begitu, Susan tetap mempertahankan kualitas produknya.
Baca juga:Tipu Puluhan Orang, Pria 22 Tahun Diboyong ke Polsek Delitua
Ketika ditanya tentang tantangan usahanya, Susan menjelaskan bahwa proses produksi yang cukup panjang menjadi salah satu kendala mereka.
Musim hujan seperti saat ini justru membawa berkah bagi usaha Susan. “Biasanya kalau hujan-hujan, orang lebih sering ngemil. Jadi, penjualan tetap stabil,” tambahnya.
“Yang penting dalam usaha itu jangan mudah menyerah apapun tantangannya. Fokus pada kualitas produk dan pelayanan,” tegas Susan.
Baca juga:Permintaan Parsel di Medan Naik Hampir 50 Persen
Dia juga menyarankan bagi orang yang ingin membangun usaha agar tidak ragu untuk memulai dari hal kecil.
“Bangun kepercayaan pelanggan. karena dari situlah usaha kita bisa berkembang. Sukseskan tidak datang tiba-tiba, butuh kerja keras dan konsistensi.” pesan susan.
Ke depan, Susan berharap usahanya semakin maju dan berkembang. “Saya ingin mempertahankan cita rasa dan kualitas, sehingga pelanggan kami terus bertambah dan tetap setia,” tutup Susan. (hany/hm17)