Tuesday, September 9, 2025
home_banner_first
OLAHRAGA

Tak Lagi Jabat Menpora, Dito Ariotedjo Tetap Unggah Ucapan Selamat Haornas

journalist-avatar-top
Selasa, 9 September 2025 14.19
tak_lagi_jabat_menpora_dito_ariotedjo_tetap_unggah_ucapan_selamat_haornas

Mantan Menpora, Dito Ariotedjo. (foto: Detik)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Meski telah diberhentikan dari jabatannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo tetap menyampaikan ucapan selamat Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang diperingati pada Selasa, 9 September 2025.

Dito tidak hadir dalam perayaan puncak Haornas yang digelar di Cibubur. Perannya kini digantikan oleh Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Taufik Hidayat, yang bertugas menyampaikan sambutan serta arahan dalam acara tersebut.

Namun, semangat Dito untuk mendukung dunia olahraga Indonesia belum padam. Melalui unggahan di media sosial, ia menuliskan pesan penuh motivasi kepada masyarakat.

“Selamat Hari Olahraga Nasional. Sejak 2023, kita telah berjalan bersama membawa semangat perubahan bagi pemuda dan olahraga Indonesia,” tulisnya.

“Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bersama-sama berusaha membuat perubahan. Jangan pernah lelah menyalakan api prestasi dan memajukan generasi muda bangsa,” tambahnya.

Dito menjabat sebagai Menpora sejak April 2023 hingga awal September 2025, atau sekitar dua setengah tahun. Di bawah kepemimpinannya, prestasi olahraga Indonesia menunjukkan tren positif, terutama saat gelaran Olimpiade Paris 2024.

Pada ajang tersebut, Indonesia sukses meraih dua medali emas — pertama kalinya sejak 1992. Medali tersebut dipersembahkan oleh atlet panjat tebing Veddriq Leonardo dan lifter angkat besi Rizki Juniansyah, keduanya dari cabang olahraga yang sebelumnya belum pernah menyumbangkan emas di Olimpiade.

Sejarah Singkat Haornas

Hari Olahraga Nasional (Haornas) diperingati setiap 9 September. Tanggal ini merujuk pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama pada 9 September 1948 di Solo.

PON lahir dari semangat nasionalisme, ketika Indonesia ditolak berpartisipasi dalam Olimpiade London karena belum diakui secara internasional. Bahkan, para atlet sempat ditawari paspor Belanda agar bisa ikut bertanding — namun mereka menolak dan memilih membela tanah air.

Diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku Ketua Komite Olimpiade Indonesia bersama Persatuan Olahraga Republik Indonesia, PON menjadi simbol perjuangan dan kemandirian olahraga nasional.

Kemudian, pada 9 September 1983, Presiden Soeharto menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Olahraga Nasional, yang diperkuat melalui Keputusan Presiden Nomor 67 Tahun 1985. Pada hari yang sama pula, dilakukan pemugaran Stadion Sriwedari, Surakarta, sebagai penghormatan terhadap sejarah olahraga nasional. (detik/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN