Saturday, September 27, 2025
home_banner_first
KESEHATAN

Indonesia Target Tangani Kasus Moyamoya Disease melalui Program Proctoring Bypass Serebrovaskular

Sabtu, 27 September 2025 17.19
indonesia_target_tangani_kasus_moyamoya_disease_melalui_program_proctoring_bypass_serebrovaskular

Direktur Pelayanan Klinis Kementerian Kesehatan, dr Obrin Parulian saat diwawancara (di tengah). (foto: berry/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Direktur Pelayanan Klinis Kementerian Kesehatan, dr Obrin Parulian, MKes menargetkan Indonesia mampu memberikan layanan stroke, khususnya di 516 kabupaten kota di Indonesia dan 34 provinsi di Indonesia melalui program Proctoring Bypass Serebrovaskular.

"Proctoring artinya seorang ahli kita datangkan untuk mendampingi tim di sini (rumah sakit) untuk meningkatkan kemampuan mereka dan ini adalah program pengampuan Kementerian Kesehatan," ujarnya, Sabtu (27/9/2025).

Dijelaskan Obrin, tujuan program tersebut nantinya agar Rumah Sakit (RS) yang memiliki kemampuan tinggi, dapat mengampu RS yang kemampuannya dibawah supaya nanti sama kompetensinya.

"Program itu kedepannya akan berlanjut terus, Sumut adalah provinsi kedelapan yang mampu melakukan bypass serebrovaskular ini. Harapannya setelah RSUP H Adam Malik mampu mandiri, nanti mereka bisa melakukan sendiri (kasus serupa)," tuturnya.

Obrin mengatakan RS Pusat Otak Nasional (PON) Mahar Mardjono Jakarta bersama timnya melakukan proctoring ke seluruh RS Indonesia, dengan harapan tahun 2027 nanti seluruh provinsi Indonesia mampu melakukan tindakan serebrovaskular bypass.

Pulau Sumatera, dikatakan Obrin, sudah dua provinsi yang dapat melakukan serebrovaskular bypass. Pertama Aceh dan menjadi provinsi ketujuh pada (7/9/2025), kemudian kedua di Sumut dan menjadi provinsi kedelapan.

"Kita akan kejar terus sampai di akhir 2027 nanti, agar kurang lebih 34 provinsi Indonesia yang sudah memiliki RS, mampu menyediakan layanan bypass serebrovaskular ini. Tim dokter RS PON akan berjalan ke seluruh Indonesia, untuk memampukan seluruh RS di semua provinsi Indonesia," ucapnya.

Direktur Pelayanan Klinis itu menegaskan, kedepannya RS akan lebih peduli dengan penyakit moyamoya disease. Sehingga ketika ada keluhan stroke berulang akan dicek, ketika nanti ketemu kasusnya pasien akan dirujuk.

Menurutnya, dalam menangani kasus serebrovaskular bypass memang membutuhkan sumber daya manusia yang luar biasa, bukan hanya sekadar seorang Dokter Spesialis Bedah Saraf, tapi harus punya skill yang mumpuni. (Berry/hm18)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN