Medan, MISTAR.ID

Kelompok musik Eta Margondang resmi meluncurkan album terbarunya yang bertajuk Tradisioner Danau Toba. Album ini telah tersedia di platform YouTube dan disebut-sebut sebagai tonggak penting dalam perjalanan eksplorasi musikal grup ini.

"Album ini merupakan manifestasi nyata dari komitmen Eta Margondang untuk menjembatani jurang antara tradisi dan modernitas,” ujar Audrin Manurung, Manager Eta Margondang, pada Jumat (6/6/2025).

Berbeda dari karya sebelumnya, album Tradisioner Danau Toba memadukan kekayaan idiom musik tradisional dari tiga etnis di kawasan Danau Toba, yakni Toba, Simalungun, dan Karo dengan sentuhan modern dari genre Electronic Dance Music (EDM).

Kolaborasi lintas budaya dan gaya ini menjadi ciri khas baru Eta Margondang dalam meramu musik yang tak hanya enak didengar, tapi juga sarat makna.

Dalam proses produksinya, album ini mendapat dukungan dari Balai Media Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Tak hanya menonjolkan nilai estetika dan musikalitas, album ini juga mengusung pesan lingkungan yang kuat, khususnya soal kelestarian air.

"Air bukan hanya sebagai elemen fisik, tetapi menjadi simbol kehidupan, kesuburan, dan keberlanjutan. Di dalam album ini, para komposer ingin mengajak pendengar untuk merefleksikan hubungan manusia dengan alam,” ujar Audrin.

Tiga komposisi utama menjadi tulang punggung album ini, masing-masing mewakili etnis yang berbeda: ‘7D of Water’ karya Roland Martin Lumbantobing (Puak Toba), ‘Heavenly Rain Symphony’ karya Emady Bangun (Puak Karo), dan ‘Patuaekon’ karya Juli Anda Ardiles Sipayung (Puak Simalungun).

Menariknya, peluncuran album ini dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Melalui momen ini, Eta Margondang ingin menegaskan bahwa seni dan musik memiliki peran penting dalam menyuarakan kampanye pelestarian lingkungan, terutama air sebagai sumber utama kehidupan. (susan/hm17)