Petani Toba: Harga Cabai Naik karena Gagal Panen akibat Kemarau Panjang

Tanaman cabai petani di Kecamatan Uluan yang rusak. (foto:nimrot/mistar)
Toba, MISTAR.ID
Kenaikan harga cabai yang terjadi dalam beberapa hari terakhir dinilai wajar oleh para petani di Kabupaten Toba. Hal ini dipicu gagal panen akibat kemarau panjang yang melanda wilayah tersebut beberapa bulan terakhir.
Tio Manurung, petani cabai di Kecamatan Uluan, menyampaikan bahwa tanaman cabainya rusak parah akibat kekeringan. Bahkan jenis cabai rawit, yang dikenal lebih tahan terhadap cuaca ekstrem, tidak mampu bertahan.
“Tanaman rusak karena kekeringan. Hasil panen menurun drastis. Itu sebabnya harga cabai melonjak. Tapi meski mahal, belum tentu balik modal," kata Tio sambil menunjuk ladangnya, Rabu (10/9/2025).
Petani Minta Konsumen Tidak Sekadar Mengeluh
Tio berharap agar masyarakat tidak hanya melihat dari sisi harga di pasar, namun juga memahami risiko dan kerugian yang dialami petani.
“Sekali-kali cobalah memikirkan juga bagaimana kami memodali tanaman. Saat gagal panen, petani yang paling menderita,” ujarnya.
Harga Mulai Turun Seiring Suplai dari Luar Daerah
Sementara itu, pedagang cabai di Pasar Porsea, J Aruan, mengatakan bahwa lonjakan harga cabai tidak bertahan lama. Harga yang sempat menyentuh Rp100.000/kg kini mulai turun.
“Hari ini harganya sudah turun ke Rp80.000 per kilogram. Informasinya, suplai cabai dari luar daerah sudah masuk, sekitar 20 ton dari Sumatera Selatan,” ujarnya. (nimrot/hm27)