Ratusan Pelajar Terlibat Narkoba, Disdik Sumut Wajibkan Materi Anti-Narkoba saat MPLS

Kabid Pembinaan SMA Disdik Sumut, M Basir Hasibuan. (f: susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih menempati posisi tertinggi dalam jumlah pelajar dan mahasiswa yang terlibat kasus narkoba di Indonesia. Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Bareskrim Polri, tercatat 821 pelajar dan mahasiswa di Sumut terlibat dalam penyalahgunaan narkoba hingga Januari 2025.
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut, M Basir Hasibuan, mengatakan angka tersebut menjadi peringatan serius bagi dunia pendidikan, khususnya di tingkat SMA dan SMK.
“Sebelumnya Pemprov Sumut telah mencanangkan Gerakan Sekolah Bersinar (Bersih Narkoba) yang dilaksanakan secara masif hingga ke satuan pendidikan. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan,” ujar Basir dalam seminar Hari Anti Narkoba Internasional di UHN Medan, Kamis (26/6/2025).
Sebagai langkah konkret, Basir mendorong agar pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran baru, seluruh SMA dan SMK wajib menyisipkan satu materi khusus tentang bahaya narkoba.
“Tanggal 10-11 itu MPLS di SMA dan SMK. Tolong dibuatkan surat ke dinas, bahwa di dalam MPLS wajib ada materi bahaya narkoba. Kalau dari BNN tidak bisa hadir, bisa minta bantuan dari polres atau polsek setempat,” katanya.
Di samping itu, Basir juga menyarankan agar sekolah dapat menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) secara selektif untuk tes urine terhadap siswa yang dicurigai, sebagai bentuk deteksi dini penyalahgunaan narkoba.
“Tidak untuk semua siswa, karena dana terbatas. Tapi minimal dialokasikan untuk siswa yang sudah diidentifikasi oleh guru Bimbingan Konseling (BK),” ucapnya.
Basir juga menegaskan pendekatan terhadap siswa yang terindikasi narkoba harus inklusif dan persuasif, bukan diskriminatif.
“Anak-anak ini jangan dikucilkan. Mereka butuh perhatian, baik dari sekolah maupun keluarga. Kalau ditanya langsung soal narkoba, mereka tidak akan mengaku karena malu. Ini menyangkut harga diri mereka,” tuturnya.
Menurut Basir, banyak dari anak-anak yang terjerumus dalam narkoba merupakan individu yang kurang mendapat perhatian dari lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan teman sebaya. (susan/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Tahun Baru Islam: Perlukah Dirayakan? Ini Kata Ulama