Begini Tanggapan Warga Siantar Soal Ancaman Minyak Goreng Langka


begini tanggapan warga siantar soal ancaman minyak goreng langka
Pematang Siantar, MISTAR.ID
Pengusaha ritel bakal ancam buat minyak goreng kembali langka di tengah masyarakat. Hal itu disampaikan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) agar pemerintah segera melunasi utang rafaksi minyak goreng sebesar Rp 344 miliar.
Rafaksi merupakan utang pembayaran selisih harga yang dijanjikan pemerintah kepada Aprindo dengan harga keekonomian. Seperti diketahui, pada saat itu harga minyak goreng mahal dan langka.
Namun, amatan mistar.id pada Senin (21/8/23), di beberapa ritel modern belum menunjukkan tanda-tanda ancaman tersebut direalisasikan. Pasalnya, beberapa jenis minyak goreng dengan merek yang berbeda-beda masih tersusun rapi dengan jumlah yang relatif cukup banyak.
Baca juga: Minyak Goreng Langka karena Dijual ke Industri dan Diselundupkan
Berikut reaksi warga Kota Pematang Siantar soal ancaman pelaku ritel modern yang akan menghentikan penjualan minyak goreng.
Eka (26), mengaku tidak khawatir atas ancaman para pengusaha ritel modern tersebut. Ia menilai tidak semua masyarakat pergi ke ritel modern untuk berbelanja seperti kebutuhan sehari-hari.
“Tidak semuanya kebutuhan sehari-hari itu ada di ritel modern. Terkadang kami pun harus ke pasar tradisional. Kalaupun minyak goreng di sana (ritel modern, red) tak dijual, kan masih ada di pasar banyak lagi yang jual minyak goreng,” tukasnya
Hal senada juga diungkapkan Yanti Purba, warga Kelurahan Bukit Sofa, Kecamatan Siantar Sitalasari. Dia menyebut tidak masalah apabila ancaman Pengusaha ritel untuk menghentikan penjualan minyak goreng.
Baca juga: Minyak Goreng Langka, Kadiskop Siantar: Distributor Satukan Standar Harga
“Di warung juga banyak nya seperti ritel modern itu. Namanya warung modern. Jadi, minyak goreng berbagai merek juga mereka jual kok. Ya ga masalah kali lah kalau di Indomaret atau alfamart minyak goreng habis,” tutur Yanti.
Adanya ancaman dari pengusaha ritel buat minyak goreng kembali langka itu pun ditanggapi oleh salah seorang pedagang sembako di Pasar Tradisional Dwikora, Pematang Siantar, Rizal Pulungan. Ia meminta pemerintah agar mengawasi harga yang dibuat para distributor perusahaan minyak goreng.
Rizal berharap, jangan lagi ada permainan untuk minyak goreng curah yang hingga kini masih diatur dengan HET Rp14 ribu per liter. Apabila para pengusaha ritel modern tersebut melakukan aksinya.
Baca juga: Minyak Goreng Langka di Taput, Polisi Bakal Gelar Razia
“Pemerintah juga terus mengawasi dan melihat pasokan tetap aman. Jangan seperti dulu. Kemudian, penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan maupun minyak curah sesuai dengan keputusan yang resmi dengan membuat harga menyesuaikan mekanisme pasar,” ujar Rizal Pulungan.
Sisi lain, kata dia, pemerintah juga harus waspada terhadap distributor yang nakal. “Jangan sampai minyak curah ini dikemas menjadi minyak kemasan. Karena akan langka juga nanti minyak curah ini. Apalagi mau dekatnya tahun politik di negara ini,” tegas dia.
Karena itu, menurut Rizal, salah kaprah langsung menuding para penguasa ritel modern sebagai pemicu kenaikan harga minyak goreng nantinya. Seperti mengingatkan kembali kisruh dan kelangkaan minyak goreng di Indonesia tahun 2022 lalu. Kala itu, gejolaknya mulai terjadi sejak awal tahun.
“Tapi salah kaprah juga nantinya jika menganggap bahwa anjloknya harga minyak goreng tahun ini karena pengaruh ancaman oleh penguasa ritel modern, ternyata perbuatan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kesempatan,” pungkas lelaki yang mengaku sudah berdagang sembako sejak tahun 2000 lalu. (yetty/hm17)