Monday, February 3, 2025
logo-mistar
Union
SAINS & TEKNOLOGI

Undangan Penyadap Data Marak, Waspadai Penipuan dengan 3 Cara

journalist-avatar-top
By
Monday, February 3, 2025 09:58
46
undangan_penyadap_data_marak_waspadai_penipuan_dengan_3_cara

Ilustrasi undangan pernikahan palsu yang dikirim melalui WhatsApp untuk menyadap data korban (f:ist/mistar)

Indocafe

Jakarta, MISTAR.ID

Perkembangan teknologi telah memudahkan sekaligus dapat memangkas aktivitas masyarakat. Salah satunya dalam hal mengundang tamu atau kerabat maupun kenalan untuk menghadiri pernikahan atau acara penting lainnya.

Belakangan ini, tak sedikit warga mengundang melalui pesan singkat. Namun, pesan ini juga telah kerap dimanfaatkan orang tertentu untuk melalukan tindakan penipuan dengan terlebih menyadap data pribadi korbannya.

Tim Riset dan Analisis Global (GReAT) Kaspersky telah mendeteksi adanya undangan pernikahan palsu yang dikirim melalui pesan WhatsApp dan Telegram menggunakan malware jenis baru.

"Malware stealer tersebut dapat menyebabkan kerugian finansial yang cukup serius dan pelanggaran privasi," kata Peneliti Keamanan di Kaspersky GReAT, Fareed Radzi sebagaimana dikutip pada Senin (3/2/25).

Biasanya calon korbannya diminta untuk menginstalnya dengan dalih supaya kartu undangan pernikahan dapat dilihat. Tetapi setelah diinstal, malware yang disebut Tria Stealer meminta izin untuk mengakses berbagai fungsi sensitif pada perangkat seperti memantau status ponsel, dan membaca pesan teks.

Izin tersebut tentu memungkinkan penyerang dapat menyadap notifikasi korban, mulai pesan SMS yang berisi kode OTP dari layanan perbankan online.

Bahkan, malware juga meminta calon korbannya memasukkan nomor telepon mereka, dan kemudian dikirimkan ke penyerang bersama dengan merek dan model perangkat. Data-data itu semua dicuri dan dikirim penyerang melalui bot Telegram guna mengakses berbagai layanan.

Untuk melindungi ancaman dari undangan palsu yang dikirim lewat pesan singkat, maka pengguna smartphone bisa melakukan 3 langkah berikut:

*Menginstal aplikasi dari toko resmi seperti Google Play atau App Store. Walau tidak aman 100 persen, tetapi setidaknya melakukan penyaringan yang ketat.

*Memeriksa izin aplikasi, di mana sebelum memberikan izin kepada aplikasi batu, harus lebih dulu memeriksa secara cermat izin yang diminta dan hindari pemberian izin yang berisiko tinggi.

*Gunakan keamanan andal yang mampu mendeteksi dan memblokir aplikasi berbahaya sebelum pelaku merusak perangkat pada ponsel kita. (mtr/hm17)

journalist-avatar-bottomRedaktur Patiar Manurung

RELATED ARTICLES