Komdigi Gandeng BSSN Siapkan Langkah Mitigasi Atasi Penipuan Fake BTS


Komdigi Gandeng BSSN Siapkan Langkah Mitigasi Atasi Penipuan Fake BTS
Jakarta, MISTAR.ID
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tengah menyiapkan langkah-langkah mitigasi untuk mencegah terulangnya penipuan dengan modus fake base transceiver station (BTS). Inisiatif ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dari keharusan melakukan verifikasi ganda atas pesan-pesan yang diterima.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Suopriyanto, menyampaikan bahwa mekanisme enkripsi atau skema verifikasi otomatis perlu diterapkan.
"Harus ada (mitigasi) nanti skema atau mekanisme enkripsi atau apa yang meyakinkan bahwa masyarakat itu tidak melakukan upaya double-check," ujarnya, Selasa (25/3/2025) di Jakarta.
Menurut Wayan, solusi ini akan memungkinkan ponsel secara otomatis mengenali apakah pesan tersebut asli atau merupakan penipuan, sehingga pengguna tidak perlu repot melakukan pengecekan manual.
Wayan menegaskan bahwa hak bersama dengan operator seluler akan diterapkan dalam solusi teknologi ini, guna memberikan perlindungan maksimal kepada masyarakat dari SMS palsu yang berpotensi menipu. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko penipuan siber yang semakin marak di era digital.
Kasus terbaru penipuan menggunakan modus fake BTS terjadi ketika Bareskrim Polri menangkap dua Warga Negara Asing (WNA) asal China. Kedua tersangka tersebut diduga mengirim SMS phishing yang menipu 12 korban, dengan total kerugian mencapai Rp473 juta.
Penyelidikan mengungkap bahwa pelaku menggunakan teknik SMS masking dan penyamaran identitas, sehingga membuat pesan penipuan tampak seolah berasal dari sumber resmi.
Wakil Kepala BSSN, Albertus Rachmad Wibowo, memberikan imbauan klasik kepada masyarakat agar selalu berhati-hati saat menerima pesan atau promo melalui SMS dan WhatsApp.
Albertus mencontohkan modus penipuan yang sering terjadi, di mana pelaku menggunakan nama bank yang sedikit dimodifikasi, seperti “KLMI” alih-alih bank resmi, dengan tampilan HTTPS secure yang menipu.
Ia juga memperingatkan agar masyarakat tidak mudah terbuai oleh penawaran yang terlalu menarik karena biasanya di baliknya terdapat upaya pencurian data pribadi, seperti nomor ATM dan kartu kredit.
Kedua instansi, Komdigi dan BSSN, berharap solusi teknologi yang sedang dikembangkan dapat menjadi perlindungan jangka panjang bagi seluruh lapisan masyarakat. Langkah mitigasi ini merupakan respons atas meningkatnya kejahatan siber yang menargetkan pengguna layanan digital di Indonesia, terutama saat momen libur Lebaran yang kerap dimanfaatkan pelaku untuk menyebarkan promo-promo palsu.
Dengan penerapan mekanisme keamanan berbasis enkripsi dan kolaborasi yang erat dengan operator seluler, diharapkan masyarakat dapat menikmati layanan digital yang aman dan terhindar dari ancaman penipuan siber. (mtr/hm17)
PREVIOUS ARTICLE
Waspada! Banjir Rob Ancam Pesisir Belawan Selama Delapan Hari