Medan, MISTAR.ID

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Arifin Saleh Siregar, menilai kriteria calon Ketua Partai Golongan Karya (Golkar) Sumut harus memiliki koneksi nasional.

“Untuk menjadi Ketua Golkar Sumut, harus dikenal luas bukan hanya di tingkat daerah, tapi juga secara nasional. Karena Sumut ini bukan hanya salah satu provinsi besar, tetapi menjadi salah satu barometer politik di Indonesia,” ucapnya pada Mistar, Senin (14/4/2025).

Menurutnya, Ketua Golkar Sumut harus memiliki modal sosial yang tinggi, dengan pergaulan maupun jaringan yang luas, guna mempertahankan elektabilitas partai.

“Pimpinan Golkar Sumut harus memiliki modal sosial dan ekonomi yang kuat, karena menjalankan dan menghidupkan mesin partai butuh dana dan anggaran, bukan saja dari kas partai,tapi juga dari dana pribadi,” ujarnya.

Selain itu, pria bergelar Doktor itu menyebut, Ketua Golkar Sumut harus teruji, dibuktikan dengan sosok dan kepemimpinannya yang berhasil ketika menjadi pengurus partai dan mampu menjaga keutuhan dan harmonisasi di tubuh partai.

“Untuk itu, menurut pandangan saya, sosok Musa Rajekshah atau Ijeck masih sangat layak untuk melanjutkan kepemimpinan Partai Golkar Sumut ke depan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Arifin menjelaskan beberapa faktor pendukung untuk kelayakan Ijeck dalam melanjutkan Golkar Sumut ke depan.

“Ijeck berhasil membawa Golkar Sumut menjadi pemenang Pemilu 2024 di Sumut. Jumlah anggota legislatif di DPRD Sumut dari Golkar meningkat dari Pemilu 2019. Bahkan Ketua DPRD Sumut kembali diduduki dari kader Partai Golkar,” ujarnya.

Pengamat sosial dan politik Sumut itu juga menambahkan, jumlah anggota dewan dari Partai Golkar di beberapa kabupaten/kota juga meningkat signifikan, termasuk jumlah anggota dewan dari Partai Golkar untuk DPR RI yang juga naik bertambah dibanding Pemilu 2019 lalu.

“Beberapa kader Golkar murni juga menang dalam Pilkada 2024 dan sejumlah kepala daerah yang didukung Partai Golkar juga berhasil memenangkan Pilkada 2024 di bawah kepemimpinan Ijeck,” katanya.

Akademisi FISIP UMSU itu menyampaikan, Ijeck juga berhasil menjaga disharmoni di tubuh Golkar Sumut, sehingga di masa kepemimpinannya nyaris tak terdengar ke publik adanya intrik dan konflik.

“Beliau memiliki modal sosial, modal ekonomi, dan memiliki jaringan yang luas hingga ke tingkat nasional. Tentunya ini akan sangat dibutuhkan untuk partai sebesar Golkar ke depan,” katanya. (ari/hm25)