Jubir Istana Minta Maaf Karena Penggunaan ‘Rakyat Jelata’ saat Tanggapi Kasus Miftah
Jubir Istana Minta Maaf Karena Penggunaan Rakyat Jelata Saat Tanggapi Kasus Miftah
Jakarta, MISTAR.ID
Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden Prabowo Subianto, Adita Irawati, menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang timbul akibat penggunaan kata “rakyat jelata” dalam pernyataannya terkait pedakwah Miftah Maulana yang dianggap menghina penjual es teh.
Adita mengakui pemilihan kata tersebut kurang tepat dan menegaskan tidak ada niat untuk merendahkan masyarakat.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Pemilihan diksi ‘rakyat jelata’ saya akui kurang sesuai di era saat ini meskipun berdasarkan KBBI artinya adalah rakyat biasa,” ungkap Adita melalui akun Instagram pribadinya, Kamis (5/12/24).
Mantan Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi (2018-2019) ini menjelaskan bahwa pernyataan tersebut disampaikan dalam konteks menegaskan keberpihakan Presiden Prabowo kepada masyarakat kecil.
Baca juga: Gus Miftah Minta Maaf Setelah Candaan pada Pedagang Es Teh
Namun, cuplikan video pernyataan itu yang viral di media sosial menuai reaksi beragam dari warganet, yang sebagian menganggap istilah tersebut memiliki konotasi merendahkan.
“Kami akan introspeksi dan lebih berhati-hati dalam penggunaan bahasa di masa mendatang,” tambahnya.
Pernyataan Adita sebelumnya menyebutkan, “Presiden kita Pak Prabowo Subianto, ini kalau dilihat dari berbagai baik itu pidato atau kunjungan beliau, terlihat sekali pemihakan beliau pada rakyat kecil, pada rakyat jelata.”
Pernyataan ini diungkapkan dalam kaitan dengan kasus pedakwah Miftah yang mendapat kritik keras usai dianggap menghina seorang pedagang es teh. (tempo/hm25)